Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Usia Lanjut, DPPKB Kutim Siapkan Program “Sekolah Lansia”

DIKSI.CO, KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) tengah menyiapkan sebuah program inovatif yang diberi nama Sekolah Lansia, sebuah terobosan baru yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat lanjut usia (lansia) melalui kegiatan pembelajaran terstruktur dan menyenangkan.
Program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup lansia, sekaligus memastikan bahwa mereka tetap produktif, mandiri dan bahagia di usia senja.
Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi, menjelaskan bahwa peluncuran program ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap kelompok lansia, yang jumlahnya terus bertambah dan memiliki potensi besar apabila difasilitasi melalui kegiatan yang tepat.
Menurutnya, lansia bukanlah kelompok yang harus dipinggirkan, melainkan bagian penting dari pembangunan sosial yang perlu diberdayakan agar tetap aktif dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu poin menarik dari program Sekolah Lansia ini adalah bahwa pemerintah tidak akan membangun lembaga pendidikan baru.
Sebaliknya, DPPKB akan mengintegrasikan program tersebut ke dalam satuan pendidikan non-formal yang sudah ada, seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).
Langkah ini dinilai lebih efektif dan efisien karena memanfaatkan fasilitas serta struktur pembelajaran yang telah berjalan.
“Programnya tidak mendirikan sekolah baru, tapi menempel di lembaga yang sudah ada. Ini bagian dari membangun masyarakat yang sehat, mandiri, dan bahagia,” jelas Junaidi.
Melalui kolaborasi dengan Dinas Pendidikan, kurikulum dan aktivitas di Sekolah Lansia akan disusun secara holistik untuk memastikan kegiatan mampu menjawab kebutuhan fisik, mental, hingga sosial para peserta.
Kurikulum 1 Tahun, Lengkap dan Holistik
Peserta Sekolah Lansia nantinya akan menjalani kurikulum selama satu tahun, yang dibagi menjadi berbagai kegiatan yang mencakup aspek kesehatan, keterampilan, dan psikologis.
Di bidang kesehatan fisik, lansia akan mengikuti senam lansia dan aktivitas lain yang mendukung kebugaran tubuh.
Pada aspek keterampilan, tersedia berbagai pelatihan seperti membatik, musik, hingga bakery, yang tidak hanya melatih motorik halus, tetapi juga dapat membuka peluang usaha skala kecil.
Sementara pada aspek psikologis, para peserta akan mendapatkan pembekalan mental, kegiatan seni, serta aktivitas yang dapat merangsang daya pikir untuk mencegah penurunan fungsi kognitif.
Kegiatan pembelajaran dirancang santai, menyenangkan, dan disesuaikan dengan kemampuan peserta.
Di akhir program, seluruh peserta akan mengikuti wisuda lansia sebagai bentuk apresiasi serta penghargaan atas semangat mereka mengikuti pembelajaran sepanjang tahun.
SKB Kutim Jadi Lokasi Utama
Untuk tahap awal, DPPKB Kutim menetapkan SKB Kutim sebagai pusat kegiatan utama Sekolah Lansia.
Pemilihan SKB didasarkan pada fasilitas lengkap yang dimiliki lembaga tersebut.
“Di SKB ada lab musik, lab membatik, lab bakery, semuanya bisa digunakan untuk kegiatan lansia,” kata Junaidi.
Dengan fasilitas yang sudah memadai, proses pembelajaran diharapkan berjalan optimal dan mampu memberikan pengalaman baru bagi para peserta.
Tidak hanya itu, untuk menjangkau lansia di kecamatan yang jauh dari pusat kota, DPPKB juga menyiapkan strategi jemput bola.
Petugas akan turun langsung ke wilayah-wilayah kecamatan guna melakukan sosialisasi, pendataan, serta mendorong partisipasi lansia agar program ini dapat diikuti secara merata oleh warga di seluruh Kutim.
Achmad Junaidi menyampaikan harapannya agar Sekolah Lansia tidak hanya berhenti sebagai program lokal, tetapi dapat berkembang menjadi model pemberdayaan lansia yang bisa direplikasi oleh kecamatan lain bahkan menjadi inspirasi di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Ia menegaskan bahwa pemberdayaan lansia merupakan investasi sosial yang penting, karena kualitas hidup masyarakat tidak hanya ditentukan oleh usia produktif, tetapi juga bagaimana para lansia tetap dihargai, diberdayakan, dan difasilitasi agar hidup bermakna.
Dengan peluncuran Sekolah Lansia ini, Kutim diharapkan menjadi salah satu daerah pionir dalam pengembangan program pembelajaran sepanjang hayat bagi lansia, sekaligus memperkuat upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang sehat, mandiri, aktif, dan bahagia di segala usia. (Adv)