Pembangunan Jembatan Telen Masih Terhenti, Warga Harap Proyek Strategis Ini Segera Dilanjutkan

DIKSI.CO, KUTIM – Proyek pembangunan Jembatan Telen di Kecamatan Telen, Kutai Timur (Kutim) terus menjadi sorotan utama masyarakat dan pemerintah daerah.
Infrastruktur vital ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan kunci pembuka isolasi wilayah dan akselerator ekonomi bagi Kutim bagian hulu.
Namun hingga kini jembatan tersebut belum kembali dilanjutkan.
Proyek yang diharapkan menjadi penghubung utama antarwilayah di pedalaman Kutim ini masih terhenti pada progres pengerjaan tiang kedua dari sisi tepi jembatan.
Camat Telen, Petrus Ivung mengungkapkan bahwa pekerjaan terakhir yang berlangsung pada Januari hingga Maret 2024 menunjukkan progres yang belum signifikan.
Hingga kini, kontraktor baru menyelesaikan dua tiang utama dari sisi pinggir jembatan, sementara satu tiang lainnya masih belum tersentuh.
“Progresnya baru sampai tiang kedua dari pinggir. Masih ada satu tiang lagi yang belum selesai,” jelas Petrus.
Menurut Petrus, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kutim.
Dari informasi yang diterimanya, pembangunan jembatan direncanakan akan kembali dilanjutkan pada tahun ini setelah sempat terhenti akibat berbagai kendala teknis dan kondisi alam yang kurang mendukung.
Salah satu tahapan penting yang akan dilakukan dalam proses kelanjutan pembangunan adalah pemindahan kerangka baja jembatan yang saat ini masih berada di Sangatta.
Material besar dan berat tersebut rencananya akan dipindahkan menuju lokasi proyek di Telen untuk kemudian dipasang sesuai rencana konstruksi berikutnya.
Selain itu, pengecoran satu tiang utama yang tersisa juga menjadi prioritas tahapan pengerjaan berikutnya.
Tiang tersebut merupakan bagian penting dari struktur jembatan, sehingga penyelesaiannya akan menentukan kelancaran pelaksanaan pembangunan tahap selanjutnya.
“Informasi dari PUPR, pembangunan akan dilanjutkan tahun ini. Termasuk pemindahan kerangka baja dari Sangatta dan pengecoran tiang yang masih tersisa,” kata Petrus.
Jembatan Telen sebenarnya telah direncanakan untuk rampung pada tahun 2024.
Namun, kondisi cuaca ekstrem, terutama banjir yang sering melanda wilayah tersebut, menjadi kendala utama yang menyebabkan pekerjaan tidak dapat berjalan sesuai jadwal.
Selain banjir, berbagai faktor teknis di lapangan juga memperlambat progres.
Akses menuju lokasi proyek yang cukup sulit membuat distribusi material membutuhkan waktu lebih lama.
Kondisi tanah yang labil di sekitar bantaran sungai juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pekerja.
“Harusnya selesai 2024, tapi karena kondisi banjir dan teknis lainnya akhirnya terpotong waktu dan tidak bisa maksimal,” ungkapnya.
Meski pembangunan tersendat, Petrus menegaskan bahwa keberadaan Jembatan Telen sangat vital bagi masyarakat.
Jembatan ini tidak hanya akan menghubungkan desa-desa di Kecamatan Telen, tetapi juga menjadi akses penting bagi wilayah Busang, Muara Ancalong, hingga Long Mesangat.
Saat ini, masyarakat di wilayah tersebut masih mengandalkan jalur darat yang berputar jauh dan kondisi jalan yang tidak selalu memadai.
Kehadiran jembatan ini diharapkan menjadi solusi untuk akses lebih cepat, aman, dan efisien.
Bahkan, menurut Petrus, jembatan tersebut berpotensi memangkas waktu perjalanan menuju Samarinda secara signifikan.
Jika sebelumnya warga harus menempuh perjalanan hingga 9–10 jam, dengan rampungnya jembatan ini estimasi waktu tempuh bisa turun menjadi sekitar 6 jam saja.
“Perjalanan dari Telen ke Samarinda yang biasanya 9–10 jam bisa jadi hanya sekitar 6 jam kalau jembatan ini sudah jadi,” terangnya.
Pemerintah Kecamatan Telen dan masyarakat berharap agar pembangunan jembatan dapat segera dilanjutkan dan rampung sesuai target lanjutan yang akan ditetapkan.
Menurut Petrus, keberadaan jembatan ini bukan hanya soal akses, tetapi juga berpengaruh besar terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.
Konektivitas antarwilayah yang lebih baik diyakini akan membuka peluang bagi sektor pertanian, perdagangan, hingga pariwisata lokal. Mobilisasi barang dan jasa akan lebih cepat, sementara biaya transportasi dapat ditekan.
“Dengan rampungnya jembatan nantinya, kami berharap konektivitas antardesa hingga antarwilayah semakin kuat sehingga aktivitas ekonomi masyarakat bisa tumbuh lebih cepat,” pungkasnya. (adv)