GULIR KEBAWAH UNTUK MELIHAT BERITA
Trending

Kutim Luncurkan RAD Sitisek untuk Atasi Anak Tak Sekolah

DIKSI.CO, KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) kembali menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayahnya.

Hal itu dibuktikan dengan peluncuran Rencana Aksi Daerah (RAD) Strategi Anti Anak Tidak Sekolah (Sitisek), Jumat (21/11/2025) di Royal Victoria Hotel, Sangatta Utara.

Kegiatan ini menjadi bagian dari proyek perubahan (Proper) yang digagas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, Mulyono.

Pendidikan Jadi Prioritas Utama Kutim

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah daerah menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia.

“Saya minta Dinas terkait untuk segera melakukan validasi data di lapangan. Dan jangan sampai ini menjadi polemik berkepanjangan. Ini tidak bisa menunggu lagi,” tegas Ardiansyah.

Pernyataan ini menunjukkan tekad pemerintah Kutim untuk memastikan setiap kebijakan pendidikan berbasis data yang akurat dan tepat sasaran.

Menurut Ardiansyah, data yang tepat menjadi fondasi bagi setiap kebijakan yang efektif.

Hal ini berlaku khususnya untuk penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS), yang masih menjadi isu penting di tengah masyarakat.

Pemkab Kutim ingin memastikan setiap anak memperoleh kesempatan untuk mengenyam pendidikan, baik melalui jalur formal maupun non-formal.

Tingkat Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung hal ini, pemerintah daerah telah meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, serta memberikan bantuan langsung kepada civitas pendidikan.

“Melalui berbagai kebijakan yang sudah kita lakukan, salah satunya terkait alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen lebih dari APBD, kami berharap bisa mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Kutim,” lanjutnya.

Alokasi anggaran ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah menempatkan pendidikan sebagai prioritas strategis, tidak sekadar program simbolis.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menjelaskan bahwa program RAD Sitisek menggunakan pendekatan holistik, inklusif, dan berkelanjutan.

Disdikbud Kutim Gandeng UNY

Program ini juga melibatkan akademisi dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk memastikan setiap langkah penanganan ATS berbasis penelitian dan praktik terbaik.

Mulyono menegaskan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada akurasi data anak putus sekolah yang diperoleh melalui metode by name by address per kecamatan.

Metode ini memungkinkan pemerintah mendapatkan data yang terverifikasi dan detail, sehingga setiap kebijakan yang dirumuskan dapat tepat sasaran.

Tidak hanya itu, RAD Sitisek juga membentuk Forum Kolaboratif lintas sektor, yang menjadi wadah koordinasi strategis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Forum ini bertujuan untuk menyatukan seluruh pihak dalam menangani isu ATS secara terpadu dan berkelanjutan.

Kutim Pastikan Semua Anak Akses Pendidikan

Mulyono menambahkan bahwa forum ini akan merumuskan deklarasi bersama sebagai wujud komitmen kolektif untuk memastikan semua anak di Kutim dapat mengakses pendidikan.

“Kami ingin semua pihak berperan aktif, mulai dari pemerintah desa hingga komunitas lokal dan sektor swasta. Dengan kerja sama ini, penanganan ATS bukan sekadar program pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama,” jelasnya.

Program RAD Sitisek tidak hanya fokus pada kuantitas anak yang kembali bersekolah, tetapi juga pada kualitas pendidikan yang mereka terima.

Pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui perbaikan infrastruktur sekolah, penyediaan fasilitas belajar yang memadai, serta penguatan kompetensi guru.

Langkah-langkah ini selaras dengan visi Kutai Timur Hebat 2045 dan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 4, yang menekankan pentingnya pendidikan berkualitas bagi seluruh anak.

Peluncuran RAD Sitisek menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan Kutim.

Kutim Tekan Anak Tak Putus Sekolah

Dengan pendekatan berbasis data, kolaboratif, dan berkelanjutan, program ini diharapkan mampu menekan angka anak tidak sekolah secara signifikan.

Ardiansyah menekankan bahwa keberhasilan program ini memerlukan keterlibatan aktif semua pihak.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan masyarakat, swasta, dan seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan agar setiap anak di Kutim mendapatkan haknya untuk bersekolah,” ucapnya.

Selain itu, RAD Sitisek mendorong setiap sekolah untuk lebih proaktif dalam mendata dan memantau anak-anak yang berisiko putus sekolah.

Program ini juga mengedepankan inovasi dalam pendidikan, termasuk penggunaan teknologi untuk memantau kehadiran siswa dan efektivitas pembelajaran.

Kebijakan Berbasis Data

Pemerintah Kutim percaya bahwa kombinasi kebijakan berbasis data, kolaborasi lintas sektor, dan inovasi pendidikan akan menghasilkan dampak jangka panjang yang nyata bagi pembangunan manusia di Kutim.

Dengan segala upaya ini, Kutim menegaskan komitmennya untuk menjadi kabupaten yang unggul dalam pendidikan dan mempersiapkan generasi muda yang berkualitas, siap bersaing di tingkat nasional maupun global.

RAD Sitisek bukan sekadar program, tetapi gerakan kolektif untuk memastikan bahwa tidak ada anak Kutim yang tertinggal dari akses pendidikan.

Peluncuran program ini merupakan langkah strategis yang menunjukkan bahwa Pemkab Kutim tidak hanya membuat janji, tetapi menerapkan kebijakan nyata untuk menjawab tantangan pendidikan.

Dengan dukungan seluruh pihak, masa depan pendidikan di Kutim semakin cerah, dan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan berkualitas. (adv)

Back to top button