GULIR KEBAWAH UNTUK MELIHAT BERITA
Trending

Seminar FSVA 2025: Pemkab Kutim Dorong Ketahanan Pangan hingga Level Desa

DIKSI.CO, KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Ketahanan Pangan (Diskepang) menggelar Seminar Hasil Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) 2025.

Kegiatan itu berlangsung pada Kamis (4/12/2025) di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Bukit Pelangi, Sangatta Utara.

Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman yang langsung membuka seminar tersebut dengan dihadiri pejabat daerah, camat, kepala desa, serta perangkat daerah terkait.

Seminar ini mengusung tema “Memperkuat Ketahanan Pangan Kutai Timur Melalui Analisis Data Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA): Data, Aksi, dan Kolaborasi”.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi desa-desa prioritas intervensi sebagai dasar penyempurnaan perencanaan program ketahanan pangan di Kutim.

FSVA: Alat Strategis Perencanaan Pangan

Ardiansyah menegaskan pentingnya FSVA dalam pembangunan ketahanan pangan Kutim.

Menurutnya, FSVA memungkinkan pemerintah untuk melihat kondisi pangan hingga level desa, sehingga pembangunan tidak bersifat umum, tetapi berbasis data dan tepat sasaran.

“Setiap wilayah memiliki risiko dan kapasitasnya sendiri. Oleh karena itu, keberadaan FSVA bukan hanya penting tetapi sangat strategis bagi Kutim,” ujar Ardiansyah.

Hasil FSVA 2025 menunjukkan bahwa sebagian desa di Kutim telah menunjukkan kemajuan dalam ketahanan pangan.

Namun, 13 desa masuk kategori agak rentan dan memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.

Kolaborasi Lintas OPD dan Desa

Ketua Panitia Seminar FSVA, Edy Supriadi menekankan bahwa FSVA menjadi acuan utama perencanaan pembangunan berbasis pangan.

Ia menjelaskan bahwa seminar ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tim lintas OPD mengenai kondisi ketahanan pangan di wilayah masing-masing.

Sehingga dengan mengetahui kondisi daerah, intervensi dapat dilakukan secara kolaboratif, terarah, dan responsif.

“Kondisi ini memerlukan pengertian bersama dan pendekatan intervensi mulai sekarang hingga perencanaan tahun berikutnya,” jelas Edy Supriadi.

Penghargaan untuk Desa Berkinerja Terbaik

Sebagai bagian dari seminar, Pemkab Kutim memberikan penghargaan kepada desa/kelurahan dengan ketahanan pangan terbaik tahun 2025.

Kelurahan Singa Gewe meraih peringkat pertama, kemudian Desa Bangun Jaya peringkat kedua dan Muara Wahau Baru di peringkat ketiga.

Keberhasilan desa-desa tersebut menjadi teladan bagi desa lain dalam meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung program pemerintah yang berbasis data FSVA.

Dengan FSVA, Pemkab Kutim berkomitmen untuk terus memperkuat ketahanan pangan secara inklusif, tepat sasaran, dan berkelanjutan, sehingga setiap warga Kutim dapat menikmati akses pangan yang cukup dan berkualitas. (Adv)

Back to top button