GULIR KEBAWAH UNTUK MELIHAT BERITA

Pelatih Borneo FC Didorong untuk Memimpin Timnas Indonesia

DIKSI.CO, SAMARINDA – Nama Fabio Lefundes kembali mengemuka dalam percakapan publik sepak bola nasional.

Pelatih Borneo FC Samarinda itu sedang menapaki periode terbaik bersama Pesut Etam.

Dari sepuluh pertandingan awal Liga 1 2025/2026, Borneo FC belum sekalipun tersentuh kekalahan.

Mereka memimpin klasemen dengan 30 poin, rekor terbaik klub sepanjang sejarah partisipasinya di Liga 1.

Kesuksesan itu membawa Fabio masuk ke dalam radar perbincangan warganet.

Ia masuk sebagai salah satu kandidat pelatih Timnas Indonesia, menyusul lowongnya kursi pelatih kepala setelah PSSI berpisah dengan Patrick Kluivert.

Di berbagai kolom komentar hingga forum daring, muncul dua nama yang paling banyak disebut public yaitu Fabio Lefundes dan pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak.

Yang menarik, bukan pendukung Persib juga turut berambisi mendorong nama Fabio.

Fenomena itu terbilang unik, karena di saat yang sama, sebagian fans Borneo FC justru memberikan dukungan terbalik, mereka memilih Bojan Hodak sebagai sosok yang tepat bagi Timnas.

Adu dukungan silang itu membuat perbincangan semakin riuh dan penuh warna.

Di tengah situasi yang semakin ramai, Fabio memilih bersikap santai. Saat ditemui usai latihan di Stadion Segiri Samarinda, Jum’at (21/11/2025), ia memberikan respons yang mencairkan suasana.

“Yang pertama, yang pilih dia (Bojan Hdak) supaya jadi pelatih timnas adalah suporter Borneo. Yang pilih saya pelatih timnas adalah suporter Bandung. Jadi buat saya itu lucu,” ujarnya sambil tertawa.

Meski namanya terus bergaung di media sosial, Fabio tetap ingin menjaga fokus. “Aku senang, tapi aku nggak fokus itu. Aku lebih fokus di Borneo FC sekarang,” katanya tegas.

Desakan agar Fabio menjadi pelatih Timnas tentu tidak datang tanpa dasar.

Di bawah arahannya, permainan Borneo FC mengalami peningkatan signifikan.

Mereka bukan hanya menang, tetapi menang dengan pola permainan yang konsisten dan disiplin tinggi.

Intensitas pressing yang rapi, serangan balik yang efisien, serta keberanian memainkan pemain muda membuat Borneo dinilai sebagai tim paling progresif di liga.

Borneo FC juga bukan tim dengan deretan pemain mahal. Namun Fabio berhasil mengangkat performa pemain seperti Muhammad Alfarezzi Buffon, Daffa Fasya, dan Rivaldo Enero Pakpahan.

Fenomena fans yang saling mendukung kandidat dari klub lain membuat perbincangan publik terasa unik.

Di Bandung, sejumlah fans Persib justru mendorong Fabio menjadi pelatih Timnas, meski pelatih mereka sendiri—Bojan Hodak—turut dirumorkan sebagai kandidat kuat.

Sebaliknya, di Samarinda, sebagian pendukung Borneo FC menyebut Bojan lebih cocok menangani Timnas.

Mereka memuji rekam jejak pelatih asal Kroasia itu yang membawa Persib dua kali juara dalam tiga musim terakhir.

Dinamika dukungan silang ini menciptakan percakapan yang tidak biasa. Keinginan fans bukan lagi semata berdasarkan loyalitas klub, tetapi lebih pada siapa yang menurut mereka paling pantas mengangkat kualitas skuat Garuda.

Fabio memastikan bahwa segala isu tersebut tidak mengganggu persiapan tim. Ia ingin Borneo FC tetap fokus menatap sisa musim, termasuk menghadapi Madura United akhir pekan ini.

“Kita tetap setting atau menyesuaikan tim kita bukan cuma buat melawan Madura saja, tapi buat semua kompetensi penuh,” jelasnya.

Baginya, Liga 1 adalah perjalanan panjang. Satu-dua hasil buruk karena kurang fokus bisa langsung mengubah posisi di papan klasemen. Karena itu, ia tidak ingin membiarkan tim terbawa arus isu yang tidak berhubungan langsung dengan lapangan.

Fabio memang pernah mengatakan bahwa melatih Timnas adalah kehormatan. Namun ia juga selalu menekankan pentingnya menjaga komitmen terhadap klub.

Sikap ini kembali ia tunjukkan ketika isu menguat dalam beberapa pekan terakhir. Saat ditanya apakah ia siap jika PSSI benar-benar memanggilnya, Fabio memilih tersenyum, tanpa memberikan jawaban tegas.

Hingga kini PSSI belum mengumumkan siapa pelatih kepala Timnas Indonesia.
Publik pun terus berspekulasi, memperdebatkan siapa yang lebih layak memimpin Timnas menuju babak baru setelah kegagalan tahun sebelumnya.

Meski namanya menjadi bahan perbincangan, Fabio tetap memilih tenang. Tidak terpengaruh dukungan, tidak terganggu rumor, dan tetap menempatkan Borneo FC sebagai prioritas.

“Aku lebih fokus di Borneo FC sekarang,” ulangnya.

Sosoknya yang kalem dan tidak mudah terbawa arus inilah yang justru membuat banyak orang semakin menaruh respek.

Fabio membiarkan performanya berbicara, sementara masa depannya ia serahkan pada waktu.

Untuk sementara ini, semua jalan yang ia tempuh tetap menuju satu tempat yaitu lapangan latihan Borneo FC di Stadion Segiri—tempat ia bekerja, membangun, dan menjaga stabilitas tim yang sedang berada di puncak performa. (redaksi)

Back to top button