Virtual Learning menjadi sulit di daerah yang terbatas dengan akses internet. Pembelajaran dengan media online seperti ini juga menguras kantong dari kedua pihak yang mengajar dan diajar.
Sebelum pandemi Covid-19 pun, kemajuan teknologi sendiri membuat hubungan sosial menjadi semakin renggang dan meningkatnya individualisme.
Hal ini tentu berlanjut di masa Virtual Learning karena mengharuskan setiap pelajar atau mahasiswa akan lebih aktif menggunakan gadget maupun fasilitas yang sejenisnya untuk mengakses berbagai informasi tidak melulu soal pelajaran maupun mata kuliah. Lebih dari itu, pelajar dan mahasiswa justru lebih aktif bermedia sosial.
Analisis singkat ini yang kemudian menjadi dasar bahwa Virtual Learning memang menjadi pisau bermata dua bagi siapapun itu di masa pandemi Covid-19.
Tapi, apalah artinya mengeluh dengan keadaan ini. Sekarang masing-masing pihak mengupgrade konsep Virtual Learning agar bangsa ini tidak semakin konsumtif bahkan ketinggalan dengan bangsa lain di tengah arus Globalisasi.(tim redaksi Diksi)
OPINI :
Armin Beni Pasapan – Analis Muda Kebijakan Publik