DIKSI.CO - Perkembangan teknologi yang tidak bisa dipungkiri semakin berkembang pesat dan arus globalisasi yang masuk ke Indonesia punya dampak yang kasat mata bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia mulai dari golongan menengah keatas, menengah ke bawah, lebih dari pada itu oleh masyarakat awam.
Dalam perkembangannya, dampak kemajuan teknologi di era globalisasi tidak hanya yang menguntungkan atau positif, bahkan menimbulkan dampak yang merugikan atau negatif karena tidak bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dan bijak.
Perkembangan teknologi di era globalisasi membuat pengunaan internet tidak hanya di Indonesia tetapi seluruh dunia semakin meningkat.
Tidak salah-salah, kemajuan teknologi ini kemudian memunculkan media sosial yang kini menjadi sarana penting bagi setiap individu untuk setidak-tidaknya dapat berkomunikasi satu dengan yang lain.
Perhatikan terlebih dahulu penggunaan teknologi internet di masa pandemi Covid-19 di Indonesia justru semakin meningkat signifikan seiring berbagai bentuk kebijakan pemerintah yang mengharuskan masyarakat Indonesia belajar dan bekerja dari rumah dengan menggunakan fasilitas internet yang dimiliki.
Peningkatan penggunaan internet tidak dapat dihindari. Stabilitas internet pun tak dipungkiri menjadi hal yang sangat krusial. Banyak pertimbangan kini hadir dimasa pandemi Covid-19, masyarakat lebih cerdas memilih kualitas jaringan, harga yang murah, kecepatan jaringan dan berbagai pertimbangan lainnya.
Lahirnya Vitrual Learning di dunia pendidikan formal maupun informal menjadi solusi kedua di tengah pandemi Covid-19 setelah meliburkan seluruh aktivitas belajar mengajar maupun yang sifatnya pelayanan.
Virtual Learning tidak hanya menyentuk dunia pendidikan saja, lebih dari itu dunia pekerjaan menjadi sasaran Virtual Learning ini.
Virtual Learning adalah salah satu sistem pendidikan jarak jauh yang bertujuan untuk mengefisiensikan dan mengefektifikan metode pembelajaran dengan menggunakan internet. Virtual Learning atau akrab disebut belajar online tentu seperti pisau bermata dua.
Artinya, secara kasat mata dapat dilihat akan berdampak positif maupun berdampak negatif bagi siapapun, tergantung bagaimana penggunaannya.
Dampak positif yang muncul adalah jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam proses pembelajaran dalam konsep Virtual Lerning.
Dalam sistem pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara online sehingga waktu yang dulunya habis dalam perjalanan dapat diefektifkan melalui konsep Virtual Learning.
Ulasan, materi bahkan jawaban banyak tersedia dan mudah didapatkan langsung melalui internet. Selain itu, banyak peluang baru yang bisa diciptakan dengan waktu luang yang banyak, seperti berbisnis sejak dini, bersilaturahmi lebih mudah dan cepat.
Tapi tidak semudah yang dikonsepkan, pada penerapannya dampak negatif pun hadir mulai dari banyaknya keluhan dari tenaga pengajar Guru maupun Dosen atau pengajar lainnya hingga pelajar dan mahasiswa itu sendiri.
Virtual Learning menjadi sulit di daerah yang terbatas dengan akses internet. Pembelajaran dengan media online seperti ini juga menguras kantong dari kedua pihak yang mengajar dan diajar.
Sebelum pandemi Covid-19 pun, kemajuan teknologi sendiri membuat hubungan sosial menjadi semakin renggang dan meningkatnya individualisme.
Hal ini tentu berlanjut di masa Virtual Learning karena mengharuskan setiap pelajar atau mahasiswa akan lebih aktif menggunakan gadget maupun fasilitas yang sejenisnya untuk mengakses berbagai informasi tidak melulu soal pelajaran maupun mata kuliah. Lebih dari itu, pelajar dan mahasiswa justru lebih aktif bermedia sosial.
Analisis singkat ini yang kemudian menjadi dasar bahwa Virtual Learning memang menjadi pisau bermata dua bagi siapapun itu di masa pandemi Covid-19.
Tapi, apalah artinya mengeluh dengan keadaan ini. Sekarang masing-masing pihak mengupgrade konsep Virtual Learning agar bangsa ini tidak semakin konsumtif bahkan ketinggalan dengan bangsa lain di tengah arus Globalisasi.(tim redaksi Diksi)
OPINI :
Armin Beni Pasapan – Analis Muda Kebijakan Publik