Selasa, 26 November 2024

Tengok! Sosok 'Bayangan' di Balik Damainya Pilgub 2018 dan Pemilu 2019 di Kaltim

Koresponden:
diksi redaksi
Minggu, 7 Juni 2020 2:30

Kombes Pol Wawan Muliawan (tengah)/ wartasidik

Untuk diketahui, dari hasil pleno KPU Kaltim Jokowi- Ma'ruf meraih 1.094.845 suara. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 870.443 suara.

Kendati hasil rekapitulasi keluar, kemudian KPU menetapkan pemenang Pilpres 2019. Bang Wawan sapaan akrabnya ingat betul, jelang pelantikan presiden tiba-tiba kerusuhan pecah di Penajam Paser Utara (PPU). 

Pemukiman penduduk dibakar massa diduga karena konflik antar suku pendatang di wilayah yang rencananya akan disulap menjadi Ibu Kota baru itu.

"Saya dengan Kapolda saat itu langsung berangkat malam itu ke PPU. Kami berjaga sampai pagi di sana. Alhamdulillah, situasi dapat dikendalikan," katanya.

"Kejadian itu tak ada hubungannya dengan hasil Pemilu 2019, murni kesalahpahaman warga yang berujung dengan peristiwa yang kita sayangkan terjadi jelang pelantikan presiden terpilih," sambungnya.

Menyongsong Pilkada Serentak yang bakal digelar Desember 2020 mendatang. Menurut pria yang akrab dengan awak media di Kaltim ini, masyarakat jadi kunci terciptanya keamanan di wilayah.

Hal itulah yang membuat negara tetangga, Malaysia begitu iri melihat Indonesia. Negara yang memiliki masyarakat majemuk. Terdiri dari ribuan suku bangsa, beragam agama, bermacam-macam partai politik, namun tetap dapat mengelola keamanan hingga saat ini.

Kepolisian tentu jadi tulang punggung, yang bertanggungjawab menjaga keamanan wilayah. Ungkap pria yang memiliki kesamaan tanggal lahir dengan bapak pendiri bangsa, Ir Soekarno. Tegas dan puitis. Gaya kepemimpinan dan etos kerja bung Karno, tampak juga dimiliki Kombes Pol Wawan Muliawan.

"Pilkada serentak digelar di tengah Pandemi. Tugas Intelejen tentu berkali-kali lipat. Namun kepercayaan diri harus jadi yang utama. Kepada siapa lagi masyarakat menaruh harapan? berikan yang terbaik meski kita hanyalah bayang-bayang," ingatnya. 

Ditambahkannya, Intelkam Polri harus mampu berperan dalam memberikan deteksi dini terhadap setiap gejolak yang ada di masyarakat, wajib ditingkatkan. Terlebih yang dapat mengganggu situasi kamtibmas dalam penyelenggaraan Pilkada.

Proses deteksi dini Intelkam bukan produk informasi yang seadanya, tetapi melalui berbagai tahap pengolahan data-data. Selain itu menggunakan analisis yang mendalam. Sehingga hasilnya adalah informasi yang kuat dan akurat. (tim redaksi Diksi) 

 

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews