"Kalau bapak itu, orangnya tenang dan perfeksionis. Kami bawahan harus mengejar apa yang beliau pikirkan. Detail ia berikan penugasan kepada jajaran," kata salah satu mantan anak buahnya, Hendrik yang saat ini masih bertugas di Polda Kaltim.
Kembali lagi, pengamanan Pilkada bukan hal yang asing bagi setiap anggota Polri. Pada setiap penyelenggaraan Pemilu, Polri selalu melekat untuk memastikan keamanan dan kondusifitas wilayah.
Namun tak bisa ditampik, bagi Wawan Pilkada 2018 lain daripada yang lain. Bagaimana tidak, salah satu pasangan calon yang bertarung merupakan mantan 'bos' sendiri di Polda Kaltim.
Irjen Pol Safaruddin selepas menanggalkan jabatannya sebagai Kapolda, memutuskan maju di Pilkada Kaltim 2018. Ia berpasangan dengan Rusmadi Wongso, mantan Sekda Kalimantan Timur gunakan perahu politik PDIP dan Hanura.
Tentu saja, integritas dan profesionalitas perwira polisi yang saat ini tengah mengikuti Sespimti (Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Tinggi) diuji. Netralitas Polri jadi harga mati bagi setiap anggota di setiap penyelenggaraan Pemilu.
"Alhamdulillah, Pilgub Kaltim 2018 berjalan lancar sampai akhir. Semua pasangan calon saat itu dewasa dalam berpolitik," kenang mantan Kapolres Pemalang dan Cilacap tersebut.
Pasangan calon Isran Noor - Hadi Mulyadi keluar sebagai pemenang dengan 417,711 suara. Disusul Rusmadi–Safaruddin (324,226 suara), Jaang-Ferdi (302,987) dan Sofyan-Rizal (288.166 suara).
"Tak ada sengketa pada Pilkada Kaltim 2018. Apalagi keributan. Semua menerima hasil dengan lapang," ucapnya.
Kesuksesan pengamanan Pilgub Kaltim 2018 mendapat apresiasi besar dari Irjen Pol Priyo Widyanto, Kapolda Kaltim yang menggantikan Irjen Pol Safaruddin kala itu. Menurut mantan Kapolda Jambi tersebut, pengendalian situasi yang dilakukan jajaran Polri khususnya Intelkam layak diacungi jempol.
"Gak lama itu istirahat, sambil menikmati kesuksesan (Pilgub). Kami harus kembali dihadapkan dengan pengamanan Pilpres dan Pileg 2019. Keringat itu belum kering, kira-kira seperti itu," seloroh perwira yang hobi nonton film di bioskop itu kepada media ini.
Kendati Pemilu 2019 merupakan agenda politik nasional, namun gejolak terasa hingga ke Kaltim. Apalagi KPU kala itu resmi menetapkan 2 calon presiden yang bertarung; Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Polarisasi dan pembelahan masyarakat juga turut dirasakan di Kalimantan Timur. Beragam aksi unjuk rasa mewarnai jalannya tahapan Pemilu 2019 kala itu. Isu kecurangan dan ketidakjujuran penyelenggara Pemilu jadi gorengan politik di Kalimantan Timur.
Bahkan di Balikpapan sempat viral informasi hoaks penculikan kotak suara. Kepolisian saat itu mengamankan pelaku hoaks. Ia diproses hukum. Isu tersebut dengan cepat berhasil diredam.