Kerugian material, termasuk gas yang terbuang masih dalam tahap perhitungan.
"Masih dihitung mas soalnya ada permintaan untuk mengalirkan gas yang jadinya terpaksa belum bisa kami realisasikan," terang Frans.
"Dan itu kerugian karena tidak jadi mengalirkannya masih kami perhitungkan," sambungnya.
Terpisah, Manager PLN GG unit Tanjung Batu, Kukar, Saeb menerangkan tanggungjawab atas kerusakan jargas tersebut sepenuhnya diserahkan PT HKM.
Untuk diketahui, PT HKM merupakan sub-kontraktor dari PT Hutama Karya (HK) Persero, selaku kontraktor utama proyek pipanisasi PLN GG unit Tanjung Batu.
Koordinasi dengan Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field, telah dilakukan sejak bocornya jargas. Bahkan dirinya turut turun ke lapangan setelah adanya kebocoran gas.
Soal adanya pekerjaan di malam hari, dirinya sempat juga bertanya ke PT HK.
"Sehabis bocor saya tanya ke PT HK kenapa ada kerja malam, sehabis itu saya ke lapangan. Ada dari Pertamina dan HK juga,"
Kebocoran terjadi, lanjut Saeb, setelah operator alat berat mencoba mengeruk aliran anak sungai yang kini tersumbat akibat proyek tersebut.
"Warga juga yang minta sungai itu dikeruk, biar nggak tergenang," lanjutnya.