“Ini yang membuat kita cemas, jumlah kasus naiknya tajam dibandingkan Maret-Juli. Bulan Juli kita masih santai, September ini naiknya luar biasa,” tegas Sugeng.
Dikatakan Sugeng ini angka belum termasuk yang tanpa gejala. Apalagi kapasitas pemeriksaan PCR di Samarinda tidak dapat memenuhi kebutuhan skrining kontak erat yang masif.
Dirincikannya, swab PCR telah dilaksanakan sebanyak 12.899, kemudian swab antigen sekitar 1.200-an, IFA sudah 13.009 dan rapid non IFA 15.000.
“Ini belum cukup,” kata Sugeng.
Sugeng membeberkan belum datangnya mobile PCR yang dipesan Pemkot Samarinda menambah permasalahan yang ada, padahal ini sangat diperlukan.
“Mobile PCR yang dipesan belum datang. Dinkes akan bersurat ke distributor. Bila tidak ada kepastian akan dibatalkan. Padahal janjinya setelah kita bayar akan dikirim 3 hari kedepan. Ini kita sudah bayar separo dan jika lewat 1 bulan sesuai kontrak akan kita blacklist,” ucap Sugeng.
Sugeng juga menyampaikan adanya keterbatasan SDM tenaga kesehatan (nakes) yang mampu memberikan pelayanan karena banyaknya klaster nakes yang belum selesai.
“Dinkes minggu ini akan melaksanakan pelatihan swab bagi seluruh petugas Puskesmas untuk mempersiapkan tenaga di puskesmas bergerak secara aktif untuk testing, tracking, treatment dan memutus rantai penularan. Ini langkah terakhir untuk mengatasi keterbatasan dan jumlah positif terus bertambah,” urainya.