Tetapi justru berpotensi menyebar dengan tanpa gejala.
"Sebenarnya lonjakan ini sudah diprediksi. OTG ini yang membawa ke orang-orang dengan komorbid. Sehingga saat muncul gelombang kedua dampaknya sangat hebat," ujarnya menjawab pesan singkat awak media, Rabu (22/7/2020).
Lanjutnya, kemungkinan lain disebabkan oleh kebijakan relaksasi di beberapa daerah.
"Sehingga penularan menjadi lebih mudah," tambahnya.
Ditanya terkait langkah pencegahan, dr Nathan mengatakan, rapid test dilakukan hanya untuk proses screening.
Idealnya dalam mendiagnosa penularan Covid-19, semua terduga harus melakukan swab test.
"Rapid test hanya untuk screening, bukan diagnosa. Jadi kalau rapid test reaktif, harus konfirmasi swab polymerase chain reaction (PCR). Idealnya semua terduga harus PCR, tetapi karena keterbatasan tidak bisa dilakukan semua," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)