Artinya, orang yang positif saat rapid test, belum tentu terkena Covid-19. Sebab, rapid test digunakan untuk mendeteksi antibodi bekerja atau tidak. Kalau bekerja, diduga ada virus dalam diri bersangkutan.
Tapi virus itu belum tentu Covid-19. Virus lain yang berada dalam tubuh orang tersebut, turut akan menghasilkan nilai serupa, padahal virus itu bisa jadi tidak berbahaya.
"Virus itu kan banyak macamnya ya, corona sendiri banyak, SARS dan MERS. Virus-virus lain ini juga memunculkan nilai serupa di rapid test. Jadi mungkin dia pernah terkena virus sebelumnya hingga memunculkan antibodi," jelasnya.
Sementara itu, untuk tingkat akurasi rapid test, Andi menyebut memiliki tingkat akurasi antara 80-90 persen.
Akurasi itu makin meningkat bila melakukan tes di waktu yang tepat pula. sekitar 5-7 hari setelah waktu dugaan kontak. Di bawah waktu itu hasil biasanya tidak bisa keluar.
Meski bisa jadi bukan Covid-19, bagi mereka yang mendapatkan hasil positif saat rapid test diwajibkan melakukan karantina mandiri di rumah. Itu dengan catatan bila gejala medis ringan. Petugas kesehatan juga akan memantau perkembangan kesehatan yang bersangkutan secara ketat.
"Bila gejala berlanjut dan makin parah, yang bersangkutan akan diisolasi ke rumah sakit, sambil menunggu hasil uji swab," pungkasnya. (*)
Cara Kerja Rapid Test