Angka tersebut masih memungkinkan terjadinya perubahan, seiring dengan terus dilakukannya pembahasan antara TAPD dan Banggar.
"Saat ini kan baru pembahasan KUPA PPAS, belum masuk pada rancangan nota. KUPA masih bisa berubah. Nanti kalau sudah final baru akan tahu berapa angkanya," imbuhnya.
Nantinya akan disesuaikan antara penerimaan Kaltim, terhadap belanja daerah.
Prediksi Defisit Hingga Rp1 Triliun
Pemprov Kaltim diprediksi akan mengalami defisit anggaran hingga Rp1 triliun.
Hal itu pun menjadi alasan kuat APBD Kaltim bakal mengalami penurunan di perubahan 2021.
"Defisit Kaltim sementara angkanya yang harus kami lakukan penyesuaian itu sekitar Rp1 triliun," ungkap Sabani.
Sekprov Kaltim ini mengungkap defisit terjadi lantaran adanya penurunan penerimaan dana bagi hasil (DBH) dari pusat, serta penurunan pendapatan daerah.