Camat Muara Wahau Dorong Pembangunan Rumah Sakit di Wilayahnya sebagai Kebutuhan Mendesak

DIKSI.CO, KUTIM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) kembali menunjukkan komitmennya menghadirkan layanan kesehatan gratis bagi warga Muara Wahau.
Melalui Bakti Sosial (Baksos) Operasi Katarak Gratis yang berlangsung di BLUD PKM Muara Wahau 2, Sabtu (29/11/2025).
Puluhan warga mendapat kesempatan untuk memulihkan penglihatan tanpa biaya mahal.
Biasanya, pengobatan itu mencapai hingga Rp20 juta untuk satu tindakan operasi.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah daerah terus berupaya memperluas akses layanan kesehatan.
Terutama bagi warga di wilayah pedalaman dan perbatasan.
Kehadiran tim medis spesialis bersama jajaran Dinkes Kutim memberikan harapan baru bagi masyarakat yang selama ini menghadapi kendala biaya dan jarak.
Aspirasi untuk Lompatan Infrastruktur Kesehatan
Kegiatan Baksos tersebut sekaligus menjadi momentum bagi Camat Muara Wahau, Marlianto.
Dalam kesempatan itu, menyampaikan aspirasi masyarakat terkait kebutuhan fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Ia mengapresiasi langkah Plt Kepala Dinkes yang telah menginisiasi operasi katarak gratis.
Namun, Marlianto menegaskan bahwa Muara Wahau kini memasuki fase penting dalam pengembangan wilayah.
Dengan masuknya Muara Wahau–Kombeng dalam rencana tata ruang perkotaan, kebutuhan akan pembangunan rumah sakit menjadi semakin mendesak.
Rumah sakit bukan hanya simbol kemajuan.
Menurutnya, Rumah sakit kebutuhan krusial untuk pelayanan gawat darurat dan layanan berkelanjutan bagi masyarakat.
“Kombeng–Wahau sudah masuk tata ruang perkotaan. Pertama yang perlu kita siapkan adalah rumah sakit,” ujarnya.
Dorongan Melanjutkan Rencana Pembangunan Rumah Sakit
Marlianto mengungkapkan bahwa pernah ada rencana pembangunan rumah sakit.
Bahkan, Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran hampir Rp2 miliar untuk kajian awal.
Namun, rencana tersebut tertunda akibat kendala yang masyarakat belum mengerti sepenuhnya.
Karena itu, ia meminta Dinas Kesehatan untuk kembali mengawal aspirasi tersebut agar pembangunan rumah sakit tidak berhenti begitu saja.
Ia menekankan bahwa fasilitas kesehatan harus sejalan dengan kesiapan infrastruktur pendukung seperti listrik dan akses jalan.
“Bila rumah sakit, jaringan listrik PLN, dan infrastruktur jalan dapat berjalan secara optimal, bukan tidak mungkin pada 2026–2027 wilayah Muara Wahau akan naik kelas menjadi kota administratif atau bahkan calon kabupaten baru,” pungkasnya.
Ia menyakini, pembangunan ini bukan hanya untuk hari ini, tetapi menjadi warisan penting bagi generasi mendatang. (adv)