GULIR KEBAWAH UNTUK MELIHAT BERITA
Trending

Studi Tiru ke Malang, Mahyunadi Ungkap Langkah Strategi Pengembangan Peternakan di Kutim

DIKSI.CO, KUTIM – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Mahyunadi menegaskan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat dalam beternak sapi.

Menurutnya, keberhasilan peternakan bukan hanya soal fasilitas, tetapi tentang orientasi usaha yang jelas.

Hal itu Mahyunadi sampaikan usai melakukan studi tiru ke Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Dalam studi tiru tersebut, ia menemukan tiga model peternakan yang sukses.

Pertama, ucapnya, peternakan perusahaan yang mampu melipatgandakan nilai sapi dalam 100 hari.

Sapi yang awalnya bernilai Rp18 juta bisa naik hampir dua kali lipat.

Kedua, peternakan rumahan yang memberikan pendapatan stabil.

Anak sapi seberat 50 kilogram dapat tumbuh hingga 800 kilogram dalam tiga tahun, dengan estimasi keuntungan Rp1,5 juta per bulan.

Ketiga, Bengkel ternak yang memanfaatkan sapi kurus seharga Rp7–10 juta dan digemukkan selama enam bulan untuk dijual hingga Rp30 juta.

Mahyunadi menilai model ini sangat potensial untuk meningkatkan keuntungan masyarakat.

“Ini luar biasa. Dari sapi yang hampir tidak terurus bisa menghasilkan tiga kali lipat,” ucapnya.

Strategi Pengembangan Peternakan di Kutim

Untuk mendukung ekosistem peternakan modern, Mahyunadi menekankan beberapa langkah strategis:

1. Mendirikan balai benih sapi untuk menjamin kualitas bibit.

Dengan bibit berkualitas, peternak terhindar dari kerugian akibat sapi tidak sesuai standar.

2. Memanfaatkan lahan nganggur dan eks tambang sebagai area penanaman jagung untuk pakan ternak.

Strategi ini menekan biaya operasional dan meningkatkan efisiensi usaha.

3. Beralih ke sapi BX atau Brahman, karena jenis sapi ini lebih sesuai untuk kebutuhan konsumsi daging daripada sapi Bali.

Beternak dengan Perhitungan dan Ilmu

Mahyunadi menegaskan bahwa setiap program peternakan harus dihitung matang agar tidak membebani anggaran daerah.

Ia mendorong masyarakat untuk menanamkan ilmu, niat, dan perhitungan usaha dalam beternak, bukan sekadar mengandalkan bantuan.

“Mindset ini yang harus kita ubah. Beternak itu harus dengan ilmu dan perhitungan usaha,” pungkasnya.

Dengan pendekatan profesional dan strategi yang tepat, Kutim siap mengubah sektor peternakan menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan.

Pemkab Kutim mendorong masyarakat untuk memanfaatkan peluang ini dan ikut berpartisipasi dalam mengembangkan industri sapi yang modern dan kompetitif. (Adv)

Back to top button