GULIR KEBAWAH UNTUK MELIHAT BERITA
Trending

Festival Pesona Budaya Kutim Resmi Dibuka, Mahyunadi: Kita Wajib Bangga

DIKSI.CO, KUTIM – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi resmi membuka Festival Pesona Budaya Kutim 2025 yang digelar di Alun-Alun Halaman Kantor Bupati Kutim, Bukit Pelangi, Sangatta, Jumat (21/11/2025) malam.

Festival yang berlangsung selama tiga hari, 21–23 November 2025 ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-26 Kutim.

Kegiatan yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud)Kutim tersebut dihadiri unsur Forkopimda, tokoh adat, para pelaku seni budaya, guru, pelajar, dan ribuan masyarakat yang memadati area festival.

Ruang Merayakan Keberagaman dan Persatuan

Dalam sambutannya, Mahyunadi menegaskan bahwa Festival Pesona Budaya bukan sekadar agenda perayaan tahunan, tetapi momentum penting untuk memperkuat jati diri, persatuan, serta kebanggaan masyarakat Kutim sebagai daerah yang kaya keberagaman.

“Acara ini sangat penting karena banyaknya budaya di Kutai Timur. Kabupaten ini menjadi rumah besar bagi berbagai suku yang ada di Nusantara. Kita wajib berbangga,” ujar Mahyunadi.

Menurutnya, keberagaman etnis yang hidup berdampingan di Kutim merupakan modal sosial yang harus dirawat dan diperkuat.

Melalui festival ini, generasi muda diharapkan dapat semakin mengenal, memahami, dan mencintai kekayaan budaya daerahnya sendiri.

Panggung Ekspresi Seni dan Kreativitas Lokal

Festival Pesona Budaya Kutim 2025 menghadirkan beragam pertunjukan seni, mulai dari tari tradisional, musik etnik, permainan rakyat, kuliner khas, hingga sejumlah ritual adat yang mencerminkan karakter masyarakat pesisir maupun pedalaman.

Mahyunadi menyebut, kehadiran festival ini memberi ruang luas bagi pelaku seni untuk tampil, berkarya, dan berkolaborasi.

“Festival seperti ini harus diadakan setiap tahunnya untuk menjamin bahwa budaya-budaya kita tetap ada, eksis, dan terus berkembang mengikuti zaman. Jangan sampai budaya menjadi usang ditelan waktu. Ia harus terus hidup dan disukai masyarakat,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan **pelestarian budaya dan penguatan karakter masyarakat Kutim.

Menciptakan Ruang Belajar dan Silaturahmi

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutai Timur, Padliansyah, menyampaikan bahwa Festival Pesona Budaya bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga ruang pertemuan dan dialog budaya.

“Festival ini bukan sekadar tontonan, tetapi ruang perjumpaan, ruang silaturahmi, serta ruang belajar untuk merajut kebersamaan,” ujarnya.

Menurut Padliansyah, Kutai Timur tidak hanya dikenal sebagai daerah kaya sumber daya alam, tetapi juga kaya ruh, kaya identitas, dan kaya peradaban.

Melalui festival ini, masyarakat dapat menyaksikan bagaimana budaya dari berbagai wilayah, baik yang berasal dari pesisir, pedalaman, maupun daerah lain di Nusantara, berbaur dan saling melengkapi.

“Selama acara berlangsung akan ditampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya yang merepresentasikan keberagaman masyarakat di Kutim,” tambahnya.

Menumbuhkan Toleransi dan Harmoni Antar Etnis

Festival Pesona Budaya tahun ini mengusung semangat untuk memperkuat toleransi dan harmoni antaretnis.

Kehadiran berbagai komunitas adat menunjukkan bahwa Kutim telah menjadi ruang hidup bersama yang inklusif dan terbuka.

Disdikbud berharap festival ini dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat — terutama generasi muda — terhadap warisan leluhur, sehingga nilai-nilai budaya tidak hanya hidup sebagai tradisi, tetapi menjadi bagian dari identitas masa kini.

Melalui Festival Pesona Budaya, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menegaskan komitmennya untuk menyediakan lebih banyak ruang kreatif bagi para pelaku seni.

Pelestarian budaya tidak hanya menjadi tugas adat dan komunitas budaya, tetapi juga menjadi bagian penting dari pembangunan daerah.

Dengan dukungan masyarakat dan kolaborasi antarlembaga, diharapkan Kutai Timur dapat terus tumbuh sebagai daerah yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing, namun tetap berpegang pada akar budaya lokal. (adv)

Back to top button