Menuju Kutim Mandiri, 32 Proyek Strategis Siap Dilaksankan dengan Skema MYC

DIKSI.CO, KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) mengambil langkah strategis untuk memperkuat pembangunan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui skema Multiyears Contract (MYC).
Skema ini menjadi jawaban bagi proyek-proyek berskala besar yang membutuhkan perencanaan jangka panjang, dengan total anggaran mencapai Rp 2,1 triliun yang direncanakan berjalan dari 2026 hingga 2028.
Usulan anggaran ini disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim sebagai bagian dari arah pembangunan jangka menengah.
Plt Kepala Bappeda Kutim, Noviari Noor, menegaskan bahwa angka Rp 2,1 triliun bukan sekadar perkiraan, melainkan hasil perhitungan kebutuhan riil di lapangan.
“Proyek-proyek ini berskala besar dan tidak mungkin selesai dalam satu tahun anggaran. Karena itu kami mengusulkan melalui skema multiyears agar manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal,” ujar Noviari saat ditemui media, Kamis (13/11/2025).
Skema MYC menjadi salah satu inovasi penting dalam pengelolaan anggaran pembangunan daerah, karena memungkinkan pemerintah menyelesaikan proyek-proyek strategis tanpa terjebak pada keterbatasan anggaran tahunan.
Dari total anggaran yang diajukan, porsi terbesar akan difokuskan pada penguatan konektivitas jalan dan pembangunan fasilitas pelabuhan.
Dua sektor ini menjadi fondasi penting bagi mobilitas masyarakat dan pergerakan barang antar wilayah, yang selama ini masih menjadi kendala di beberapa kecamatan.
Selain itu, sebagian anggaran juga dialokasikan untuk pengembangan kawasan strategis, yang diproyeksikan sebagai pusat ekonomi baru di Kutim.
Dengan pengembangan ini, pemerintah daerah berharap dapat membuka peluang investasi, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Menurut Noviari, keberhasilan skema MYC sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah daerah dan DPRD Kutim.
Saat ini, usulan anggaran masih berada pada tahap pembahasan bersama DPRD, yang akan mengevaluasi dari sisi kemampuan fiskal, urgensi pembangunan, serta prioritas proyek yang harus didahulukan.
“Semua paket tetap harus melalui pembahasan rinci. Komitmen bersama sangat diperlukan supaya pembangunan tidak berhenti di tengah jalan,” tegas Noviari.
Pemkab Kutim berharap, apabila proses pembahasan berjalan mulus, pelaksanaan MYC dapat dimulai tepat waktu pada 2026, sehingga manfaat proyek-proyek prioritas ini bisa segera dirasakan masyarakat.
Dengan fokus pada infrastruktur dasar, konektivitas wilayah, dan pengembangan kawasan ekonomi baru, MYC diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata di Kutim.
Program ini juga sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk menciptakan Kutim sebagai daerah yang mandiri, modern, dan berdaya saing.
Dengan dukungan masyarakat, pemerintah daerah optimistis proyek-proyek strategis ini akan memberikan dampak positif yang nyata, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun kualitas hidup masyarakat.
Noviari menambahkan bahwa MYC bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga bagian dari upaya transformasi ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Setiap proyek yang kami rencanakan melalui MYC dirancang agar bisa memberikan manfaat jangka panjang, memperkuat infrastruktur, membuka akses ekonomi baru, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Dengan persiapan matang, komitmen yang kuat, dan dukungan DPRD Kutim, skema Multiyears Contract ini diyakini akan menjadi motor penggerak pembangunan daerah yang tidak hanya bersifat sementara, tetapi mampu menciptakan perubahan signifikan bagi Kutai Timur dalam beberapa tahun mendatang. (Adv)