GULIR KEBAWAH UNTUK MELIHAT BERITA
Trending

Pemkab Kutim Perketat Pengawasan Sosial, Tekankan Peran Keluarga dan Masyarakat

DIKSI.CO, KUTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) menegaskan komitmennya dalam menjaga ketertiban sosial serta nilai moral yang hidup di tengah masyarakat.

Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, menyampaikan bahwa pemerintah daerah tidak akan mengabaikan setiap laporan terkait aktivitas yang dinilai bertentangan dengan norma sosial, budaya lokal, dan nilai keagamaan yang dianut masyarakat Kutim.

Dalam keterangannya, Mahyunadi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan aparat penegak hukum dalam menjaga lingkungan sosial yang kondusif.

Menurutnya, Pemkab Kutim memiliki tanggung jawab untuk memastikan generasi muda tumbuh dalam lingkungan yang positif, terlindungi, dan terarah.

“Kalau ada laporan, segera sampaikan ke saya. Kita akan tindaklanjuti. Pemerintah tidak akan menutup mata,” tegas Mahyunadi.

Ia menekankan bahwa langkah pemerintah bukan didasari kebencian terhadap kelompok tertentu, melainkan bagian dari upaya menjaga ketertiban sosial dan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah, kata Mahyunadi, memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa nilai-nilai yang menjadi identitas daerah tetap terpelihara.

“Ini bukan soal benci, tapi soal tanggung jawab sosial. Kita ingin anak-anak Kutim tumbuh sehat secara jasmani dan rohani,” ujarnya.

Pengawasan Sosial Harus Melibatkan Semua Pihak

Mahyunadi mengungkapkan bahwa tantangan dalam pemantauan aktivitas sosial di era digital semakin besar.

Sejumlah kelompok atau komunitas cenderung berinteraksi melalui kanal tertutup, seperti grup media sosial atau pertemuan pribadi yang sulit terpantau.

“Mereka biasanya aktif di grup media sosial dan bertemu secara diam-diam. Karena itu, kita perlu kerja sama semua pihak agar pengawasan menjadi efektif,” tutur Mahyunadi.

Ia meminta masyarakat untuk tidak ragu melapor apabila menemukan aktivitas yang dianggap berpotensi menimbulkan keresahan sosial.

Pemerintah Kabupaten Kutim, lanjutnya, akan memastikan setiap laporan diverifikasi dan ditangani sesuai ketentuan yang berlaku.

Pentingnya Edukasi Kesehatan dan Pencegahan Risiko

Selain menyinggung aspek sosial, Mahyunadi juga menyoroti pentingnya edukasi kesehatan, terutama terkait risiko penyakit menular seperti HIV/AIDS.

Ia menegaskan bahwa masyarakat perlu memahami bahaya perilaku berisiko, apa pun bentuknya, agar dapat mengambil langkah pencegahan.

“Ini bukan isu, tapi fakta medis. Kita harus waspada terhadap risiko penularan HIV/AIDS dan memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat,” ujarnya.

Mahyunadi menekankan bahwa upaya pencegahan bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tetapi juga tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan keluarga.

Keluarga Sebagai Garda Terdepan Pendidikan Moral

Menurut Mahyunadi, keluarga memegang peran terbesar dalam membentuk karakter dan perilaku anak.

Di tengah derasnya arus informasi digital, orang tua diminta lebih peka terhadap perubahan perilaku anak-anak mereka.

“Semua berawal dari rumah. Orang tua harus peka melihat perubahan perilaku anak-anaknya. Jangan biarkan pengaruh negatif masuk tanpa disadari,” pesannya.

Ia menambahkan bahwa edukasi moral tidak cukup hanya diberikan oleh lembaga pendidikan, tetapi harus ditanamkan sejak dini oleh keluarga sebagai fondasi utama pembentukan karakter generasi muda.

Mahyunadi juga mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk turut memberikan penyuluhan yang bijak dan menyejukkan.

Menurutnya, langkah pembinaan harus dilakukan dengan pendekatan persuasif, menghindari konflik, serta tetap menghormati martabat setiap individu.

“Kita tidak ingin memusuhi siapa pun, tapi ingin membina dan melindungi masyarakat dari hal-hal yang tidak baik,” pungkasnya. (Adv)

Back to top button