Infrastruktur Strategis Kutim, Pelabuhan Kenyamukan dan Bandara Tanjung Bara Siap Digenjot

DIKSI.CO, KUTIM – Dua proyek strategis yakni Pelabuhan Kenyamukan dan Bandara Tanjung Bara di Sangatta menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim).
Kedua proyek tersebut dipercepat penyelesaiannya untuk kepentingan masyarakat umum.
Disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kutim, Poniso Suryo Renggono, bahwa kedua proyek ini memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Kutim, terutama mengingat posisi kabupaten ini sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN).
“PR besar kami ada dua, Pelabuhan Kenyamukan dan Bandara Tanjung Bara. Untuk pelabuhan, tinggal sisi darat yang belum tuntas. Target saya 2027 sudah bisa operasional,” ujar Poniso beberapa waktu lalu.
Pembangunan Pelabuhan Kenyamukan hingga saat ini telah mencapai tahap akhir pada sisi laut, namun sisi darat masih memerlukan penyelesaian.
Poniso menjelaskan bahwa pembangunan pelabuhan ini masih membutuhkan anggaran sekitar Rp214 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk reklamasi lahan seluas 0,7 hektare, serta penyelesaian fasilitas pelabuhan agar bisa segera beroperasi.
Menurut Poniso, skema pendanaan multi years akan menjadi solusi agar pengerjaan tidak terhambat waktu dan progres pembangunan dapat berjalan lebih cepat dan efektif.
“Kalau dikerjakan setiap tahun, progresnya bisa lambat. Dengan skema multi years, pengerjaan bisa lebih efektif dan terarah,” jelasnya.
Poniso optimis bahwa pelabuhan ini akan membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi Kutim.
Pelabuhan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi distribusi barang, membuka lapangan kerja baru, meningkatkan daya saing UMKM lokal, serta mendorong sektor pariwisata.
“Multi efeknya sangat besar, apalagi Kutim adalah daerah penyangga IKN. Pelabuhan ini akan menjadi pintu gerbang laut Kutim,” tegasnya.
Selain pelabuhan, Dishub Kutim juga mempercepat koordinasi dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC) terkait pemanfaatan Bandara Tanjung Bara.
Meskipun kewenangan penuh berada di KPC, Dishub berperan aktif mendorong agar bandara ini bisa segera digunakan untuk penerbangan komersial.
“Untuk bandara, sifatnya koordinatif. Kewenangannya ada di PT KPC. Tapi kami ingin segera launching penerbangan setiap Selasa dan Kamis tujuan Balikpapan,” ungkap Poniso.
Ia menambahkan bahwa rapat bersama PT KPC dijadwalkan dalam waktu dekat untuk memastikan kesiapan teknis dan jadwal penerbangan.
“Harapannya, bulan depan sudah bisa dimanfaatkan masyarakat,” tambahnya.
Poniso menegaskan bahwa peran Dishub Kutim bukan hanya pada pembangunan fisik, tetapi juga sebagai penghubung antarinstansi agar proses kedua proyek strategis ini berjalan lancar.
“Tugas kami memastikan semua proses berjalan lancar, baik dari sisi teknis, komunikasi, maupun kepatuhan terhadap aturan,” ujarnya.
Pendekatan ini dianggap penting karena proyek seperti Pelabuhan Kenyamukan dan Bandara Tanjung Bara melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, swasta, hingga operator pelabuhan dan bandara.
Dengan koordinasi yang baik, Dishub Kutim berharap proses pembangunan dan pemanfaatan fasilitas transportasi ini bisa tepat waktu dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Pelabuhan dan bandara yang dikelola dengan baik diyakini akan membawa efek berganda bagi Kutim.
Pelabuhan Kenyamukan, misalnya, tidak hanya berfungsi sebagai pusat distribusi barang tetapi juga sebagai stimulan bagi UMKM dan sektor pariwisata.
Sementara Bandara Tanjung Bara akan mempermudah akses transportasi udara, mendukung mobilitas masyarakat, dan membuka peluang bisnis baru di wilayah ini.
Poniso menekankan pentingnya kedua proyek ini karena Kutim memiliki posisi strategis sebagai penyangga IKN.
Infrastruktur transportasi yang baik dianggap sebagai kunci untuk memaksimalkan potensi ekonomi daerah serta mempercepat pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat setempat. (Adv)