"Target saat ini mencapai Rp 12 miliar," imbuhnya.
Politikus Gerindra Kaltim itu mengupayakan parkir berbiaya seperti Rp 2 ribu itu dapat langsung masuk di kas Pemkot Samarinda yang bekerja sama dengan Bankaltimtara dan Bank Indonesia (BI).
Ini dilakukan berdasarkan angka kebocoran PAD pada sektor parkir di Kota Tepian yang disebut Andi Harun sangat tinggi. Bahkan ditemukan karcis retribusi parkir yang sengaja dipalsukan. Ini diduga salah satu penyebab kebocoran PAD.
"Sehingga kami terdorong untuk go digital. Sebab uangnya bisa langsung masuk ke kas daerah," paparnya.
Dalam pilot project ini terdapat 10 alat e-Parking yang didemokan. Sistem pembayaran parkir digital ini diterapkan pada Jalan Diponegoro, Jalan Panglima Batur, Jalan KH Khalid, Jalan Abul Hasan, dan Jalan Sudirman. (advertorial)