“Ya, tidak dibawa pulang. Program ini juga berguna bagi kedai-kedai kopi, karena bisa membuat mereka memiliki perpustakaan mini tanpa keluarkan biaya,” ucapnya.
Di pihak millennial, Alvaro Huda, yang kelahiran 90an, pun anggap kebiasaan membaca buku secara langsung, dan dilakukan di kedai kopi, adalah hal mengasyikkan untuk dilakukan.
“Pasti ada perbedaan, antara membaca buku via smartphone dengan membaca secara langsung. Megang fisik lebih seru,” ucapnya.
Di pihak pemilik kafe, Kiftian Hadi Prasetya pun sambut baik program ini.
“Ya harapan kami, program bisa menyebar luas ke beberapa kafe atau kedai kopi di Balikpapan, sehingga efeknya akan jauh lebih besar. Kami akan siapkan space pojok baca untuk menampung hibah buku-buku ini,” ucap Kiftian. (tim redaksi Diksi)