Jumat, 22 November 2024

Sehari di BLK Samarinda, Disemprot Disinfektan hingga Lihat Langsung Pembuatan Masker

Koresponden:
Achmad Tirta Wahyuda
Jumat, 3 April 2020 23:53

Proses produksi masker kain di BLS Samarinda, Jumat (3/4/2020)/Diksi.co

2. Pembuatan masker menggunakan double layar (2 lapisan). Kemudian lipat kain menjadi 3 bagian masing-masing lipatan beri jarak 2cm dari lipatan pertama ke lipatan berikutnya.

3. Jepit kain yang sudah dilipat menggunakan jarum pentul.

4. Setelah itu pasang bisban (kain penutup dibagian tepi). Jahit seluruh tepi kain yang telah di pasangi bisban.

5. Tahap akhir pemasangan tali dengan lebar 1,5 cm dan panjang 75 cm, di ke 4 sisi kain yang telah berbentuk masker dengan beberapa rongga udara di tengahnya.

Tak lupa mba Nurdiayana mengingatkan, sebelum menggunakan masker pastikan masker telah steril dari kuman.

"Sebelum digunakan harus dicuci bersih terlebih dahulu menggunakan sabun kemudian diberi pengharum pakaian biar nyaman digunakan," ujarnya menutup rangkaian pembicaraan tentang pembuatan masker kain.

Sisi lain relawan pembuat masker

Kehadiran para relawan pembuat masker kain bak pahlawan di tengah kondisi kota yang semakin hari semakin resah akibat adanya wabah Covid-19 atau virus corona. Seluruh masyarakat seketika panik mencari alat pelindung diri (APD) berupa masker sebagai upaya antisipasi.

Masyarakat pun akhirnya menjadikan masker sebagai objek buruan di berbagai tempat yang menjual. Dalam hitungan hari baik masker kesehatan maupun masker kain seketika langka dipasaran.

Di balik situasi lingkungan yang mulai tegang ini, para relawan pembuat masker kain di BLK Samarinda memiliki cara sendiri dalam menikmati pekerjaannya.

Dari pantauan mata, di ruang produksi, ada ibu-ibu yang membawa anaknya ke lokasi produksi, terlihat juga bekal-bekal makanan yang sengaja diletakan di atas meja. Di jam-jam sibuk selain para tenaga penjahit terlihat juga ibu-ibu dengan cekatan mencuci masker yang telah selesai dikerjakan, kemudian menjemurnya di bawah terik matahari.

Diksi.co pun tertarik untuk mewawancarai salah seorang relawan.

"Malu-malu" kesan pertama yang ditunjukan seorang ibu-ibu yang asik dengan pekerjaannya.

Ibu tersebut bernama Irawati. Tempat tinggalnya cukup jauh dari lokasi produksi masker, tepatnya di Tenggarong seberang (sebutan masyarakat). Sejak subuh, usai menunaikan sholat subuh, dirinya melakukan aktifitas rumah tangga layak seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya.

"Sebelum kesini saya selesaikan dulu pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan macam-macam," terangnya sambil terus menjahit.

"Sampai nanti sekitar jam 9, baru saya berangkat dari rumah ke sini (BLK)," tambahnya.

Irawati memang salah satu sosok perempuan tangguh yang terlibat dalam kegiatan sosial ini. Dirinya berangkat seorang diri dari kediamannya (Tenggarong Seberang) menggunakan kendaraan roda dua miliknya.

Ia pun mengaku senang bisa terlibat langsung memproduksi masker kain sebanyak 3000 lembar untuk para aparat TNI, Polisi dan siapa saja yang membutuhkan masker saat berada di lapangan.

"Ya semoga bermanfaat aja mas, kami pun tidak mendapat bayaran disini, kita sama-sama saling membantu. Apa yang bisa kami lakukan ya cuman ini keahlian kami menjahit," ucapnya menutup obrolan singkat. (Achmad Tirta Wahyuda) 

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews