Hendrawan melanjutkan, menurut penelitian yang dilakukan lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI), ke dalam hilir sungai yang berada di Desa Muara Paser hanya mencapai 2,5 meter saja, sehingga pendangkalannya sangat luar biasa dan sangat dikhawatirkan mengakibatkan banjir dapat terjadi. Karena ketinggian permukaan air laut lebih tinggi dari pada permukaan yang ada di hulunya.
Menurut OPD terkait, dari hasil penelitian LIPI kedalaman ideal minimal 10 meter, sementara di daerah hilir sungai kandilo hanya mencapai 1,5 meter, tentunya ini sangat berpotensi terjadinya banjir.
"Ini jelas sudah terjadi pendangkalan yang sangat luar biasa di hilir," jelasnya
Para OPD terkait, kata Hendrawan mengatakan hanya tersedia anggaran sebesar Rp. 3 M, Ini dirasakan sangat minim untuk penanggulangan bencana se-Kabupaten, sehingga sulit untuk menangani setiap bencana di Paser.
"Jadi mereka meminta agar pokok pikiran(Pokir) juga dapat masuk dan selaras dalam RPJMD," jelasnya.
Menurutnya DPRD bukan hanya sekedar jabatan amanah secara Politik, namun DPRD juga dapat berkoordinasi secara teknis, tapi pihak DPRD minta tolong agar data ini diserahkan ke DPRD.
" Kami ini bukan orang teknis yang pekerjaannya teknis terus, tapi kami juga bisa bersinergi dengan pemerintah, semisal kami tahu datanya tentu kami tahu dimana daerah tangkapan airnya kurang, lalu di sini catchment areanya kurang sehingga pokir dapat dimasukan di situ," tegasnya. (advertorial)