Dosen Unmul ini juga menyinggung soal longsor yang terjadi di kaki jembatan. Meski tiang pancang berdiri tunggal, menurutnya longsor tak bisa juga disepelekan. Sebab tepi sungai semakin terkikis karenanya.
"Jika yang mengalami longsor di belakang tiang pancang maka otomatis berat tanah menghantam tiang pancang secara horizontal. Mungkin dengan echo sounding untuk mengetahui dasarnya. Untuk mengetahui kedalaman dasarnya itu," terangnya.
Tamrin juga menambahkan jika longsor terus berlanjut sampai pada belakang pondasi jembatan maka akan jauh lebih berbahaya. Karena turunan material tanah bisa saja mendorong tiang pancang jembatan.
"yang jelas harus ada langkah untuk hentikan dulu longsorannya, mungkin menyewa ponton dan ditenggelamkan pengganti turap sementara untuk menahan tanahnya,"lanjutnya.
Disinggung soal penyebab amblesnya tanah urukan proyek IPA Kalhol, Tamrin menjelaskan memang banyak faktor yang dapat memperngaruhi. Mulai dari kesalahan teknis pekerjaan hingga arus sekunder lantaran berada pada tikungan terluar sungai.
"Saya lihat dari dokumentasi, ada cutting daerah gunung kemudian ditimbun di daerah sisi sungai, jadi itu tentu membuat kestabilan tanah yang ada di sungai tersebut berubah, karena kestabilan tanah berubah maka terjadilah longsor. Tapi banyak faktor lainnya," tandasnya. (tim redaksi Diksi)