Sabtu, 23 November 2024

Pengecekan Jembatan Mahkota II Harus Dilakukan Menyeluruh, Pengamat Beri Pendapat Ini

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Kamis, 29 April 2021 11:21

FOTO : Kondisi Jembatan Mahkota II harus dilakukan secara menyeluruh dan penangan pasca abrasi harus didahulukan/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Penyebab bergesernya pylon Jembatan Mahkota II hingga kini masih abu-abu. Kajian teknis pasalnya masih terus dilakukan. Bergesernya penahan beban utama jembatan ini terkuak sejak amblasnya tanah timbunan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Kalhol. 

PT Nindia Karya (Persero) selaku kontraktor pelaksana serta  Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kaltim selaku instansi pemegang tender dari pusat sempat spekulasi jika faktor bergesernya pylon jembatan disebabkan multifaktor. 

Bukan hanya karena aktivitas penimbunan tanah yang berbuntut longsor. Adanya pergeseran bangkai kapal tenggelam, hingga aktivitas penambangan pasir sebelumnya juga diturutsertakan jadi penyebabnya. 

Metode reklamasi tepi sungai tanpa adanya penurapan pun disebut telah seusai metode pelaksanaan yang telah dibahas. Kendati demikian, Tamrin sebagai akademisi Universitas Mulawarman pun angkat bicara. Menurut pria yang juga menjabat Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, Fakultas Teknik ini jika pokok bahasan jangan hanya berfokus mengenai faktor penyebab, lantaran pengecekan menyeluruh juga harus dilakukan secepatnya.

Seperti pengecekan kabel stay yang juga harus dilakukan. Sebab, jika pergeseran pylon terjadi atau parahnya semakin bertambah, maka kabel stay akan menerima beban lebih besar. Pengukuran itu dirasanya perlu dilakukan, mengingat Jembatan Mahkota II merupakan jembatan gantung. 

"Harus dipastikan kapasitas kabel stay itu kemampuannya berapa ton dan harus di kroscek dengan kondisi saat ini. Jika ada penambahan beban melebihi yang direncanakan oleh perencana maka akan bermasalah terhadap jembatan kedepannya," ulas Tamrin, Kamis (29/4/2021) sore tadi. 

Dosen Unmul ini juga menyinggung soal longsor yang terjadi di kaki jembatan. Meski tiang pancang berdiri tunggal, menurutnya longsor tak bisa juga disepelekan. Sebab tepi sungai semakin terkikis karenanya. 

"Jika yang mengalami longsor di belakang tiang pancang maka otomatis berat tanah menghantam tiang pancang secara horizontal. Mungkin dengan echo sounding untuk mengetahui dasarnya. Untuk mengetahui kedalaman dasarnya itu," terangnya. 

Tamrin juga menambahkan jika longsor terus berlanjut sampai pada belakang pondasi jembatan maka akan jauh lebih berbahaya. Karena turunan material tanah bisa saja mendorong tiang pancang jembatan.

"yang jelas harus ada langkah untuk hentikan dulu longsorannya, mungkin menyewa ponton dan ditenggelamkan pengganti turap sementara untuk menahan tanahnya,"lanjutnya.

Disinggung soal penyebab amblesnya tanah urukan proyek IPA Kalhol, Tamrin menjelaskan memang banyak faktor yang dapat memperngaruhi. Mulai dari kesalahan teknis pekerjaan hingga arus sekunder lantaran berada pada tikungan terluar sungai. 

"Saya lihat dari dokumentasi, ada cutting daerah gunung kemudian ditimbun di daerah sisi sungai, jadi itu tentu membuat kestabilan tanah yang ada di sungai tersebut berubah, karena kestabilan tanah berubah maka terjadilah longsor. Tapi banyak faktor lainnya," tandasnya. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews