Hero menyadari bahwa merujuk standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) batas maksimalnya tidak boleh diatas 20 persen.
Sebab itu, ia mendukung penuh langkah strategis TPK dalam mengedukasi dan memberi pemahaman tentang bahaya stunting yang terjadi di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
“Karena tahun 2045 akan menjadi tahun emas bagi negara Indonesia. Maka dibutuhkan generasi emas yang sehat dan berkualitas sumberdaya manusianya. Sehingga persiapan peningkatan kualitas kesehatan sangat dibutuhkan sejak dini,” ujarnya.
“Saya mendukung penuh langkah-langkah strategis ini, dalam mewujudkan percepatan penurunan angka stunting di Samarinda,” ucapnya.
Sebab itu, ia berharap dengan pendekatan keluarga dan membentuk tim pendamping setidaknya bisa sebagai upaya memastikan seluruh intervensi dapat menjangkau seluruh keluarga yang mempunyai risiko melahirkan anak stunting, termasuk bagi Calon Pengantin atau Calon Pasangan Usia Subur (PUS) dapat teridentifikasi. (tim redaksi Diksi)