Lebih jauh diceritakan Indok, sehari menjelang lebaran tanda-tand banjir sudha mulai terlihat namun ketinggiannya masih sekira mata kaki orang dewasa. Ketika menjelang pagi tadi, air dengan cepat terus bertambah hingga saat tadi telah mencapai ketinggian paha orang dewasa.
Dengan kondisi yang begitu pelik saat ini, Indok mengaku rencananya ia akan balik kampung ke Tarakan, Kalimantan Utara untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Namun belum sempat keinginan itu terwujud, bencana banjir kembali menghalau keinginan kecil keluarganya.
Walhasil, Indok beserta suami dan ketiga anaknya hanya bisa pasrah dan bertahan menjalani hidup di tengah kondisi saat ini. Ketika ditanya apakah Indok akan melakukan pengungsian, ia menjawab untuk saat ini perihal tersebut belumlah terpikirkan.
"Kalai air naik lagi kemungkinan saya ngungsi ke rumah kakak di Jalan Jelawat," imbuhnya.
Meski cobaan terus menimpanya, namun Indok beserta anak terkecilnya yang bernama Faris (4) tetap berusaha tersenyum. Hal itu tergambar saat ia menemani sang buah hati yang sedang asik menikmati genangan banjir.
"Ya jagai anak mas, biar mereka main senang juga hatinya, kalau dirumah teruskan pusing nanti," tutupnya dengan senyum simpul. (tim redaksi)