"Rencananya bulan ini dia mau pulang kampung. Katanya sih ada kakaknya di sini (Samarinda) tapi kami engga pernah tau yang mana," kata Supardi seraya merapal ingatannya.
"Saya sudah bilang, kalau mau pulang gapapa pulang aja. Jangan pikirkan bayaran kos, yang penting dia bisa pulang. Saya engga tega juga liat kondisinya susah gitu," sambungnya.
Bahkan, sejak seminggu terakhir Adi diketahui untuk makan saja sangat kesulitan. Tak sungkan ia kerap meminta makan kepada pemilik kos.
Meski hanya berupa nasi putih dengan lauk telur goreng.
Terakhir, pada siang tadi, istri Supardi mengetok pintu kamar Adi dengan niat ingin memberi makanan.
Namun tak ada jawaban, hingga akhrinya istri Supardi membuka pintu dengan kunci serep.
Begitu dibuka, betapa terkejutnya ia melihat Adi dengan kondisi mulut dan hidung berbusa.
"Pas istri panggil dan saya liat udah engga gerak badannya, jadi sama pak RT saya disuruh lapor ke polisi. Saya juga ga berani dekat waktu itu karena kondisi sekarang juga lagi pandemik," bebernya.