Jokowi disandingkan dengan empat tokoh lain yang masuk dalam kategori tersebut, yaitu Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Hasina, dan Pengusaha dari India Gautam Adani.
Penerbit OCCRP, Drew Sullivan, pada Kamis, 2 Januari 2025 menjelaskan pihaknya tidak memiliki kendali atas siapa saja yang dinominasikan. Sebab, berbagai saran datang dari orang-orang di seluruh dunia.
OCCRP memasukkan Jokowi ke dalam finalis selain karena memperoleh dukungan daring terbanyak, tapi ada juga beberapa pertimbangan lain. OCCRP menilai Jokowi dikritik secara luas karena merusak lembaga pemilihan umum (pemilu) dan peradilan Indonesia demi menguntungkan ambisi politik putranya, Gibran Rakabuming Raka yang sekarang menjadi wakil presiden.
Soal Jokowi korupsi untuk keuntungan finansial pribadinya, Sullivan menyatakan OCCRP tidak memiliki bukti. “Namun, kelompok masyarakat sipil dan para ahli mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan komisi antikorupsi Indonesia (KPK)."
Sullivan mengatakan keputusan akhir untuk penghargaan "Tokoh Tahun Ini" dibuat oleh panel juri. Para juri ini terdiri dari masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalis yang berpengalaman menyelidiki korupsi dan kejahatan. Merekalah yang menyeleksi 55 ribu tokoh yang diusulkan. (*)