Selain itu, lanjut Puji, perlu peran aktif para orangtua dan pihak sekolah untuk memperhatikan keselamatan anak jika pembelajaran tatap muka diberlakukan.
“Yang diutamakan keselamatan anak dan tumbuh kembangnya berjalan. Jangan memaksa anak untuk sekolah kalau anaknya takut,” tuturnya.
Meski begitu, dirinya mengaku banyak masyarakat yang telah memohon untuk pembukaan sekolah karena banyak kendala yang dihadapi selama KBM daring.
“Banyak masyarakat bawah minta sekolah dibuka lagi karena banyak kendala kalau PJJ, ada yang tidak punya gadget, tidak sanggup karena tidak ahli, tidak ada waktu dll,” ungkapnya
“Alasan lebih krusial di kelas menengah ke atas, mereka membutuhkan sosialisasi karena kebiasaan berteman dengan orang banyak,” tambahnya.
Sementara itu, Puji juga masih menunggu hasil survey yang diberikan kepada orangtua mengenai kesiapan KBM tatap muka. Puji juga meminta kepada pihak sekolah untuk mengantisipasi siswa atau guru yang mungkin ada penyakit bawaan agar tidak melakukan KBM tatap muka terlebih dahulu. (tim redaksi Diksi)