"Kapasitas kita sekarang 2500 liter per detik, itu baru 70 persen sudah terpenuhi, tapi 30 persen lagi masih kurang," jelasnya.
Pihaknya menekankan diperlukannya pembangunan intake atau bangunan pengambilan air, dan instalasi pengolahan air (IPA) di beberapa titik, baik Sungai Mahakam maupun sumber air baku lainnya.
"Perlu penambahan teknologi pengolahannya. Jadi harus tambah alat intake atau IPA," tegasnya.
Dirinya menyadari Pemkot Samarinda dengan anggaran yang terbatas memerlukan dukungan berbagai pihak untuk menuntaskan ketersediaan air bersih ini.
Pemkot bisa berkoordinasi atau meminta Pemprov Kaltim bahkan pemerintah pusat guna mendukung masalah air bersih.
"Perlu memang dukungan dari Pemprov Kaltim, bahkan pusat. Jadi tidak hanya pemerintah kota saja yang menangani itu," pungkasnya. (advertorial)