Void Bisa Jadi Destinasi Wisata
Berlanjut ke konsep void sebagai pengendali banjir Samarinda.
Tidak hanya sebagai pengendali banjir, polder air dari void juga bisa dimanfaatkan sebagai agrowisata.
Beberapa void sudah membuktikan, salah satunya adalah void yang masuk dalam KPH Kendilo Paser. Sebuah kolam bekas tambang menjadi tempat rekreasi untuk keluarga. Selain itu, lubang tambang itu juga disulap menjadi sarana olahraga warga.
Selain itu, PT KPC di Kutim juga berhasil menyulap sebuah lubang bekas tambang menjadi wajah baru yang bernilai ekonomis bila dikelola dengan baik.
"Bisa kalau kita mau menginvestasikannya di bidang pariwisata. Itu sudah ada yang terjadi di KHP Kendilo Paser. Lubang eks tambang jadi objek wisata. Di Kutim dalam bentuk lain ada KPC yang juga sangat bagus," papar Andi Harun.
Tidak perlu jauh ke Paser atau Kutim. Di Samarinda, memiliki lubang bekas tambang yang bila disulap menjadi polder air yang berfungsi sebagai pengendali banjir sekaligus tempat rekreasi. Warga mengenalnya dengan nama polder air hitam.
Meski memiliki banyak pilihan alternatif. Andi Harun tetap mengingatkan kewajiban perusahaan tambang adalah mereklamasi lubang bekas tambang miliknya. Hal tersebut adalah sebuah kewajiban perusahaan tambang yang harus ditaati.
Namun, masih ada pilihan reklamasi dengan dalam bentuk lain, yang juga tak kalah bermanfaat bila dibuat sedemikian rupa.
"Tanggung jawab utama perusahan tambang tetap mereklamasi kembali lubang tambang mereka. Namun untuk void yang tidak dilakukan secara konvensional, yakni mengembalikan top soil atau lapisan tanah penutup ke lubang tambang. Maka kami akan dorong untuk dilakukan reklamasi dalam bentuk lain, bisa menjadi tambak, objek wisata, bisa sebagai penyedia sumber air baku, dan bisa juga jadi polder pengendali banjir," pungkasnya. (*)