Sabtu, 23 November 2024

Jalur Trans Samarinda - Kubar Semakin Memilukan, Tak Tersentuh Perbaikan Sejak 2019

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Senin, 31 Januari 2022 13:55

Warga di sekitar Desa Perian jalur Trans Kaltim, Kutai Kartanegara - Kutai Barat terlihat melakukan perbaikan secara swadaya untuk meminimalisir bahaya bagi para pengendara

DIKSI.CO, SAMARINDA - Meski menjadi salah satu daerah penyumbang devisa terbesar bagi negara pada September 2021 kemarin, dengan surplus di sektor perindustrian mencapai 2,18 miliar USD, nyatanya pembangunan dan pembenahan infrastruktur Kalimantan Timur di sektor jalan trans masih begitu memilukan.

Semisal jalur trans yang menghubungkan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dengan Kabupaten Kutai Barat (Kubar).

Jalan penghubung wilayah di provinsi berjuluk Bumi Mulawarman itu pun semakin mengkhawatirkan.

Bahkan, jalan penghubung dua kabupaten terkaya di Kaltim itu disebut sebagai "jalur 1000 lubang".

Jalur ekstrem itu pun memaksa sebagian masyarakat di hulu Sungai Mahakam yang hendak bepergian memilih jalur air menggunakan speed boat atau kapal dengan risiko yang lebih tinggi.

Masih hangat dalam ingatan, seperti peristiwa terbaliknya speed boat Berkah Bersaudara 03 yang bertolak dari Dermaga Mahakam Ilir Samarinda menuju Melak, Kutai Barat dan mengalami kecelakaan di perairan Sungai Mahakam di sekitar Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Senin 17 Januari 2022.

Untung, dalam peristiwa tersebut di jalur air yang lebih beresiko itu ke-12 penumpang speed boat Berkah Bersaudara 03, yang juga membawa serta jenazah selamat dan berhasil dievakuasi.

Berangkat dari sekelumit permasalahan infrastruktur tersebut, delapan awak media dari Samarinda pun pada Jumat 21 Januari 2022 kemarin coba melakukan perjalanan, menjajal jalur trans Kukar-Kubar yang kondisinya semakin memilukan guna melihat dan merasakan langsung penderitaan masyarakat di hulu Sungai Mahakam.

Perjalanan delapan awak media bertajuk "Touring Jurnalis On Kubar" itu pun dimulai pada pukul 06.15 Wita, dengan rute 30 kilometer menuju wilayah pusat pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara, tepatnya di Kecamatan Tenggarong.

Di awal perjalanan, cuaca mendung mengiringi laju motor delapan jurnalis Kota Tepian.

Meski cuaca tak begitu bersahabat, namun perjalan tetap dilanjutkan dengan tujuan mendapat gambaran utuh kondisi jalan trans Kutai Barat yang tak lagi mendapat perbaikan sejak 2019 silam.

Baru saja perjalanan dimulai, ketika di jalur menuju ke Jembatan Ing Martadipura, Tenggarong, tepatnya di kawasan Teluk Dalam rombongan pun sudah disambut dengan kondisi jalan berlubang.

Namun hal itu bukan menjadi kendala berarti. Setelah melalui komplek perkantoran Bupati Kukar, rombongan pun tiba di kawasan Jahab, yang mana banyak masyarakat menyebutnya sebagai titik nol perlintasan menuju ke Kubar.

Selepas Jahab, kawasan selanjutnya rombongan memasuki jalur Desa Senoni di Kecamatan Sebulu.

Pada titik itu, rombongan jurnalis Kota Tepian disuguhkan kondisi jalan yang mengalami kerusakan ringan

Kondisi serupa pun kembali ditemui ketika rombongan memasuki kawasan Desa Sedulang, Kecamatan Kota Bangun yang menjadi lokasi pertama peristirahatan ketika waktu memasuki Salat Jumat.

Ditengah peristirahatan, ke-delapan awak media sempat berbincang dengan warga sekitar, menanyakan kondisi perlintasan dari Tenggarong, Kukar ke Kecamatan Barong Tongkok, Kubar yang akan semakin parah ketika memasuki wilayah perbatasan kedua kabupaten.

Dalam perhitungan jarak berdasarkan google maps, jarak yang harus ditempuh rombongan awak media sejauh 267,2 kilometer, dan kalau dihitung dari Samarinda maka sejauh 293,3 kilometer.

Selepas rehat perjalanan pun kembali dilanjutkan, delapan awak media yang menggunakan sepeda motor pun selanjutnya memasuki Kecamatan Muara Kaman Ulu.

Kondisi kerusakan jalan yang lumayan berat pun mulai dirasakan. Bahkan rombongan awak media terus merasakan kondisi tersebut hingga perjalanan mencapai Desa Muara Leka dan Perian di Kecamatan Muara Muntai yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Barat.

Setibanya di wilayah perbatasan itu, tepat sebelum Maghrib pada pukul 17.00 Wita, perjalanan rombongan awak media semakin terkendala.

Selain untuk mendokumentasikan kondisi kerusakan jalan, beberapa motor yang ditunggangi pun mengalami beberapa kendala.

Ketika semakin mendekati wilayah perbatasan, tepat di lingkungan RT 4-41 desa Perian, rombongan pun mulai disuguhkan jalan dengan kondisi kerusakan parah.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews