Zainal menjelaskan, setiap menjalankan aksinya para pelaku yang berstatus residivis ini selalu dilakukan pada malam hari. Paling tidak dijalankan oleh tiga pelaku. Setelah mendapatkan target, para pelaku akan langsung memberhentikan laju kendaraan yang diincar.
Bak polisi sungguhan, para pelaku langsung meminta identitas dan melakukan penggeledahan. Tak lupa menyebutkan jika mereka adalah anggota Korps Bhayangkara sambil memperlihatkan pistol mainan.
"Mereka tidak memakai atribut kepolisian saat beraksi, tapi dalam menjalankan aksinya mereka seolah olah bertindak seperti polisi. Setelah korbannya dipepet oleh para pelaku, baru melakukan penggeledahan, setelah itu korban dibawa ke tempat sepi lalu diturunkan dan diambil barang berharganya," terang perwira berpangkat tiga balok emas ini.
Dari hasil pemeriksaan polisi setidaknya komplotan curanmor ini telah melakukan aksinya sejak sebulan terakhir. Beraksi di lima ruas jalan di kawasan Kecamatan Samarinda Ulu.
"Jadi bagi masyarakat yang merasa dicuri kendaraannya silahkan melapor ke Polsek Samarinda Ulu dahulu," tukasnya.
Sementara itu, Abdul Waris mengaku jika berpura-pura menjadi polisi itu hanya sekadar untuk memuluskan aksi pencuriannya. Terkait pistol yang telah dibuangnya sebelum diringkus polisi hanya sebuah pistol air yang dibelinya di gerai mainan.
"Karena kalau tidak ngaku polisi ngga bakal dikasih apa-apa. Beraksi kadang seolah-olah seperti razia narkoba. Saya nggak punya kerjaan, memang biasanya begal saja dengan mengaku sebagai polisi. Biasanya bawa senjata (pistol) mainan. Kalau ditembak ya keluar air," singkatnya. (tim redaksi Diksi)