Dari pantauan di lokasi, hingga pukul 14.30 jajaran Dinas Perhubungan dan petugas pelabuhan masih berunding dengan warga. Puluhan personil aparat kepolisian pun telah mengerumuni tempat kejadian.
Sekitar setengah jam kemudian, 2 bus tersebut akhirnya bisa memasuki dermaga pelabuhan dan menuju ke kapal. Sebanyak 27 orang yang turun dari bus dijaga ketat oleh petugas. Sebelum naik ke kapal, mereka diperiksa sesuai protokol kesehatan dari tim surveilans dinas kesehatan Bontang, yakni di cek suhu tubuh, di data, kemudian barang bawaan disemprot disinfektan.
"Saya bilang terima kasih ke warga, tapi kalau sudah dijelaskan harusnya paham. Terima kasih untuk menjaga daerah ini, tapi untuk hal ini tentu harus disupport, karena ini kegiatan kedaulatan energi, untuk Bontang juga, untuk Indonesia, bukan untuk pribadi. Yang menafkahi kita semua," ujar Neni Moerniaeni ditemui disela-sela pendataan pekerja Pertamina di pelabuhan Loktuan, Rabu (8/4/2020).
Ia juga menjelaskan bahwa pekerja Pertamina yang akan berlabuh ke rig pengeboran di tengah laut sudah menjadi rutinitas berkala yang dilakukan Pertamina.
Pun demikian dengan protokol kesehatan yang telah diterapkan pemerintah dianggap sudah sesuai dengan protap Kementerian Kesehatan.
"Mereka (pekerja) 21 hari di rig, di laut. Kalau normalnya 14 hari kemudian mereka ke darat, terus bergantian sama yang lain. Sekarang dengan adanya covid jadi 21 hari di laut," jelas Neni.
"Dari sana (Balikpapan) mereka diperiksa, disini juga diperiksa lagi dan tidak boleh singgah, langsung naik ke kapal, berangkat langsung," tambahnya. (tim redaksi Diksi)