Lebih lanjut Amir menyesali beredar nama-nama PDP maupun pasien positif COVID-19 yang secara detail dengan nama lengkap, alamat, umur, hingga riwayat perjalanannya.
Amir mengimbau masyarakat untuk tidak menyebabkan data maupun informasi tersebut karena hal itu akan berdampak secara mental terhadap pasien.
"Apalagi PDP yang baru suspect atau tersangka. PDP ini belum tentu positif," kata Amir.
Amir mengatakan data pasien COVID-19 berfungsi bagi tenaga medis untuk melakukan tracing atau penelusuran kontak.
"Data hanya diperuntukkan tracing. Jadi tenaga medis menelusuri pasien melakukan kontak dengan siapa saja. Ini fungsinya data ini," kata Amir.
Amir menilai masyarakat sudah lebih dulu mengetahui jika ada tetangga di lingkungannya terdapat pasien ODP ataupun PDP COVID-19.
"Saya pikir masyarakat di lapangan sudah lebih tahu pasien COVID-19 karena informasi di sekitarnya. Seperti saat penanganan oleh tim media dengan protokol COVID-19. Tentu warga setempat sudah tahu itu," jelas Amir. (advertorial)