“Jadi kita melihatnya peluang ini sangat bagus untuk memulai penerbangan regional dan sangat terbuka lebar keuntungannya, ditambah analisa lain karena adanya IKN di Kaltim sehingga kita memprediksikan Samarinda bakal menjadi kota yang bisa mensupport penumpang dan logistik karena memiliki keuntungan dari segi geografis,” katanya.
Ia menambahkan, pesawat ATR 72-600 yang akan dimiliki pemkot nanti sama seperti pesawat milik Wings Air dan mampu mengangkut 50-55 seat penumpang setiap penerbangan.
Harapannya, dengan keberadaan maskapai penerbangan yang diwacanakan oleh Pemkot Samarinda ini setidaknya bisa memberikan solusi bagi penumpang dari Samarinda dan sekitarnya untuk mendapatkan tiket pesawat dengan harga terjangkau.
Mengingat harga tiket saat ini sudah mengalami kenaikan hingga 150 persen.
“Saya sempat cek harga tiket hari ini dari APT Pranoto menuju Jakarta sudah tembus di harga Rp 2.2 juta, belum lagi terjadi over booking untuk penumpang menuju Kota Tarakan hingga 120 orang. Hal ini diakibatkan karena faktor kurangnya pasokan jumlah pesawat di Indonesia yang menyusut hingga 45 persen berdasar data dari Kemenhub yang hanya mencapai 300 unit pesawat dari semua penerbangan," ungkapnya lagi.
"Angka ini sangat jauh menurun sebelum pandemi yang sempat mencapai 550 unit. Penyusutan ini juga terjadi pada maskapai Garuda Indonesia dari 120 unit kini hanya memiliki 20 unit pesawat saja,” pungkasnya. (tim redaksi Diksi)