Dalam kesempatan itu Ester mengatakan, agen hayati diperlukan untuk mengatasi ketergantungan pestisida kimia, kemudian menjaga dampak yang ditimbulkan dari pestisida kimia, seperti punahnya spesies yang bukan sebagai hama tanaman.
Penggunaan pestisida juga akan meninggalkan residu dalam tanah, bahkan pada tanaman yang kemudian dikonsumsi manusia, sehingga hal ini tentu saja berbahaya, padahal maksud petani menggunakan pestisida adalah untuk membasmi OPT.
Ia juga mengatakan, penggunaan pestisida kimia secara berlebihan juga dapat memicu tumbuhnya hama sekunder, resistensi, tidak aman bagi kesehatan, termasuk tidak aman bagi lingkungan sekitar.
Atas dasar ini, maka biopestisida menjadi pilihan dalam upaya mengendalikan OPT, karena biopestisida berasal dari organisme hidup yang bersifat OPT terhadap OPT sasaran sehingga aman bagi lingkungan dan aman bagi kesehatan.
"Biopestisida aman digunakan dalam pengembangan pertanian organik karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain tidak menghasilkan residu, mudah terurai secara alami, dan lebih efektif meski hanya sedikit digunakan," terangnya. (adv/diskominfo)