"Ada program deteksi stunting, seperti sosialisasi pemahaman sebelum nikah, maupun sosialisasi terhadap anak-anak gizi buruk," katanya.
Kegiatan Posyandu di tingkat RT juga diminta diaktifkan lagi karena di sana dapat mendeteksi dan melakukan pendampingan ahli gizi untuk balita yang mengalami stunting.
"Saya melihat minimnya tenaga ahli gizi di Kota Balikpapan, sehingga pola gizi dan pola hidup sehat mereka tidak terpenuhi," ujarnya.
Budiono berharap dinas terkait dapat menggunakan anggaran sebaiknya untuk mengatasi kasus stunting di Kota Balikpapan.
(advertorial)