Menanggapi hal ini, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin menjelaskan, besaran dana appraisal yang ditetapkan tim bervariasi.
"Sering simpang siurnya itu begini, uang yang ada itu sebetulnya Rp 15 miliar dari Pemprov. Tapi bukan buat disitu saja. Yang ada dipikiran mereka dana Rp 15 miliar itu dibagi untuk 3 RT itu, yah tidak mungkin dong," kata Sugeng saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan telepon seluler.
Ditanya terkait jumlah pasti dana appraisal yang akan diberikan kepada warga, Sugeng mengaku tidak tahu pasti berapa yang akan diberikan.
"Pastinya saya tidak tahu. Yang jelas uang itu tidak akan dihabisi cuma untuk di sana saja, untuk membongkar di daerah lain lagi. Itu untuk bantaran sungai bukan untuk pasar Segiri saja," terangnya.
Sugeng menjelaskan, ada perhitungan khusus yang dilakukan tim appraisal dalam menghitung dana tali asih untuk warga bantaran SKM.
"Itu komperhensif. Berdasarkan luas bangunan, jenis bangunannya apakah itu permanen atau non permanen, kemudian ada uang bongkar disana, ada uang mobilisasi, ada uang ekonomis dan lainnya.
"Jadi itu diakumulasikan, satu KK dapat sekian, dan itu ada perhitungannya, ada PT- nya. Nggak mungkin kami macam-macam," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)