"Bukan hanya merosot, tetapi terjun payung. Saya sudah memiliki 3 anak. Ada yang baru mau masuk SD, ada yang naik kelas, buku-buku saya belum beli," ujarnya.
Tak jauh berbeda dengan Muhammad Yani, pria usia 67 tahun yang berkerja sebagai supir angkot. Ia juga merasakan hal yang sama.
"Terus tambah Corona lagi. Artinya apa, bener kata presiden, harus di rumah saja. Kita tinggal mengharapkan ke pemerintah daerah saja," katanya.
Ia berharap pemerintah mampu dan konsisten dalam mengatasi banjir di Samarinda. Karena sebelumnya ia pernah mendengar akan ada turap yang akan dibangun, tetapi hingga kini masih sekedar ucapan saja.
"Mau ganti lagi walikotanya. Kita harapnya bagus sungai ini, kan pejabat tiap hari lewat sini," tutup Yani. (tim redaksi Diksi)