Setelahnya, ia pun jalani isolasi, sejak 20 Maret hingga 5 April. Dua tempat ia singgahi untuk isolasi, yakni di RSUD AM Parikesit dan Wisma Atlet Kukar.
Di ruang isolasi itulah Yuyun berjuang untuk lepas dari Covid-19.
"Di ruang isolasi itu, saya hanya berdua (dengan pasien lain). Ukurannya sekitar 10 m x 8 meter, sekira itu. Tempatnya bersih. Listrik dan air tak pernah mati. Ada juga kipas angin," ujar Yuyun.
Di ruang isolasi itu, disampaikan, dirinya akui tak bisa bertemu dengan orang lain, selain perawat/ dokter yang masuk kenakan APD (Alat Pelindung Diri). Senam aerobic, menikmati cahaya matahari, adalah hal yang ia lakukan di ruang isolasi.
"Di ruang isolasi, saya tak bisa lihat keluar dan juga yang di luar tak bisa lihat yang di dalam," kata Yuyun.
Berstatus Komisioner KPU, membuat Yuyun tetap percaya, bahwa dirinya bisa sembuh dari Covid-19. Memupuk rasa bahagia adalah wajib, bukan lagi sunah. Adanya ijin dari KPU RI hingga pimpinan KPU di Kaltim yang meminta untuk fokus penyembuhan, membuat Yuyun bisa hindari sebentar pekerjaan sebagai Komisioner.
"Stigmanya harus spositif. Tegang sedikit saja, tensi itu bisa naik, bisa juga turun. Untungnya saya tak punya penyakit bawaan yang bisa berkomplikasi dengan Covid-19. Selama isolasi saya diminta banyak makan. Saya juga telpon keluarga, atau video call. Itu masih bisa," ujarnya.