"Kami sangat mendukung, harapan kami DMO itu diutamakan untuk market di dalam negeri, setelah itu baru diekspor," kata Rudy, Rubu (12/1/2022).
Dirinya mendukung langkah pemerintah untuk memenuhi terlebih dahulu suplay energi dalam negeri.
Meski begitu, dirinya menyarankan pihak PLN bisa menyesuaikan kesenjangan domestik dengan harga ekspor.
"Kami juga kritik, PLN bisa mengimpor dan menyesuaikan kesenjangan domestik dengan harga ekspor sangat jauh berbeda. Ini perlu win win solution," paparnya.
12 hari tanpa ekspor batu bara, akan turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kaltim di triwulan I.
"Tentunya sangat berpengaruh di pertumbuhan ekonomi triwulan I, untuk itu Kaltim perlu transformasi ekonomi. Kaltim ini lumbung energi nasional, produksi batu bara lebih 60 persen di Kaltim," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)