Sabtu, 23 November 2024

Cegah Corona: Logistik dan Buruh di KSOP Terancam, Pengamat Sebut Perusahaan Tak Boleh Mogok

Koresponden:
Yudi Syahputra
Sabtu, 11 April 2020 12:46

Aktivitas pelabuhan KSOP Samarinda, / Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA- Pertengahan Maret lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda giat melakukan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan menutup sebagian usaha-usaha swasta.

Penutupan itu berlaku pada 20 Maret lalu, sejak keluarnya surat edaran Walikota Samarinda, Syaharie Jaang. Dalam poin 1 (satu) surat tersebut dijabarkan menutup sementara Tempat Hiburan Malam (THM), Bioskop, Rumah Bilyard, Warnet dan Karaoke.

Sepuluh hari kemudian, tepat tanggal 30 Maret, Syaharie Jaang selaku Walikota Samarinda kembali melemparkan wacana pencegahan penyebaran Covid-19 dengan menerapkan kebijakan pembatasan akses jalur darat Balikpapan - Samarinda.

"Pertama kita akan menutup jalur darat yang menuju Balikpapan, yaitu jalan tol (Balikpapan-Samarinda) dan juga jalan Loa Janan,” ujar Jaang, Senin (30/3/2020) lalu.

Selain pembatasan jalur darat. Akses jalur laut seperti Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II A Samarinda pun dibatasi tidak boleh lagi membawa penumpang selain kebutuhan logistik, sebagaimana yang disampaikan oleh Sekretaris Kota Samarinda Sugeng Chairuddin.

"Laut sudah kami surati (KSOP) melalui pendekatan persuasif beliau-beliau setuju. Jadi hari ke depan tidak menampung penumpang lagi tetapi hanya bahan logistik saja," kata Sugeng melalui via daring kepada awak media, Selasa (7/4/2020) lalu

Buruh dan Logistik Terancam

Kamis (9/4/2020) menjelang petang terpantau Kapal Motor (KM) Prince Soya di Pelabuhan Samarinda, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Samarinda bertambat sebagai terakhir muatan sembako.

Sebab pemilik KM Prince Soya Saraping Beddu menjelaskan selepas penurunan muatan sembako hari ini, pihaknya akan menghentikan operasional sementara waktu.

Pilihan menghentikan operasional tersebut lantaran karena ia mengalami kerugian atas kebijakan Pemkot Samarinda. Disebutkan, mungkin hasil hari ini hanya sekitar Rp40 juta saja. Sedangkan untuk bahan bakarnya saja sudah mencapai Rp180 juta untuk pulang-pergi.

"Sudah rugi, mau didemo lagi. Ya, mending saya istirahatkan saja dulu. Habis ini saya bawa kapal ke galangan untuk diistirahatkan dulu. Belum tahu juga sampai kapan, ya kami menunggu saja," ucap Saraping Beddu saat dijumpai di sela-sela aktivitas pelabuhan.

Sekadar informasi, dalam sekali pelayaran kapal miliknya bisa mengangkut beras minimal 200 ton. Jadi, jika dijumlahkan dari kapal yang selalu bersandar di Pelabuhan Samarinda, rata-rata beras yang masuk bisa mencapai 350.000 ton per minggu. Hal tersebut belum termasuk, seperti kol, bawang, kentang dan sayur-mayur lainnya.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews