Saat hari berganti, tepatnya pada pukul 03.00 Wita subuh tadi, kerumunan warga yang sempat mengungsi perlahan mulai kembali ke kediamannya masing-masing.
"Tapi di depan rumah aja. Mau tidur juga kan engga tenang takut juga kalau meledak atau kenapa-kenapa," tutupnya.
Terpisah, Manager PLN GG unit Tanjung Batu, Kabupaten Kukar, Saeb yang melakukan investigasi lapangan menerangkan proyek pipanisasi dengan jarak 48,2 Kilometer tersebut dilakukan sejak sehari sebelumnya.
Namun, saat pengerjaan di malam hari, terjadi insiden tersebut.
"(Kebocoran) Karena alat berat, tanpa kesengajaan mengenai pipa," terang Saeb.
"Ini untuk membantu masyarakat di sini supaya tidak terjadi banjir akibat tersumbatnya saluran sungai," sambungnya.
Meski objek vital nasional (obvitnas) tersebut telah mengalami kebocoran dan sedang ditangguhkan, Saeb menerangkan proyek tersebut tetap akan berjalan. Sembari berkoordinasi dengan pihak Pertamina.
"Proyek ini masih akan dilanjutkan karena ini proyek pemerintah. Kami berkoordinasi dengan Pertamina. Dalam tahap-tahap penyelesaiannya," terangnya.
Disinggung soal Standar Operasional Prosedur (SOP) pengerjaan yang masih melakukan di malam hari, Saeb mengatakan bisa dilakukan asal dengan alat keamanan yang memadai.
"Kalau dalam pekerjaannya pada malam hari, penggalian batu bara kan bisa. Namanya musibah ini pun bisa terjadi," tegasnya.
Selanjutnya, Frans Hukom, Legal and Relation Assistant Manager Pertamina EP Field Sangasanga yang juga dikonfirmasi membenarkan jika jargas tersebut milik Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field.