Selain itu, kata Ayunda, pelaku yang baru saja melahirkan sehingga mengalami kelelahan secara emosional dan fisik. Faktor inilah yang bisa menjadi acuan pelaku rentan terhadap emosionalnya.
"Mungkin saat itu juga marahnya tidak bisa terlampiaskan, sehingga ketika ada si kecil ini akhirnya dia melampiaskannya," beber Ayunda.
Sebagai psikiater, Ayunda menginginkan agar pihak keluarga dan masyarakat tidak menghakimi, serta memberikan statemen negatif kepada pelaku. Ini dilakukan supaya kondisi psikis pelaku tidak terus memburuk.
"Penting adanya pendampingan psikologis, sambil memulihkan kondisi emosional dan fisiknya," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)