Namun sayang, kondisi saat ini untuk mendapatkan pundi yang tak seberapa itu hanya sebatas angan belaka. Jangankan berharap penghasilan, untuk biaya BBM saja, para sopir angkot harus merogoh kantongnya lebih dalam.
"Kami keliling saat ini sepi sekali, kalaupun ada cuma dua, nggak nutup biaya bensin, belum lagi setoran Rp 50 ribu ke pemilik angkot," jelasnya.
Maka dari itu, Kamaryono sangat mengharap adanya bantuan dan perhatian dari pemerintah untuk memikirkan nasib para sopir angkot saat ini.
Setidaknya memberikan bantuan pekerjaan lainnya, semisal menjadi tenaga pengantar sembako bantuan warga terdampak Covid-19 seperti yang dilakoni para pengemudi ojol.
Keluhnya, pemerintah saat ini lebih memilih menggunakan jasa transportasi ojek online (ojol) untuk mengantarkan paket sembako.
"Bisa jadi karena staf presiden (Joko Widodo) pimpinannya ojek online makanya lebih memerhatikan ke sana (ojol), sedangkan kami tidak diperhatikan," ungkapnya kecewa.
"Padahal kami ini juga sama-sama terdampak. Kalau yang online (ojol) masih bisa bekerja, soalnya kan masih bisa order makanan," sambungnya.