Selasa, 30 April 2024

Suka Duka Relawan Banjir Samarinda, Dari Ucapan Terimakasih Hingga Caci Maki

Koresponden:
Achmad Tirta Wahyuda
Kamis, 28 Mei 2020 0:40

Gabut (baju oranye), koordinator lapangan (korlap) Search And Rescue (SAR) Mahasiswa Pecinta Alam Samarinda saat menerima bantuan sembako untuk disalurkan kepada warga terdampak banjir, Rabu (27/5/2020)/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Memilih menjadi seorang relawan merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan banyak orang. 

Tidak hanya dituntut mempunyai fisik yang prima namun juga butuh mental baja saat berhadapan dengan warga yang memiliki watak dengan berbagai macam rupanya.

Slogan 24 jam siap melayani masyarakat telah tertanam di dalam diri para relawan. Bukan hanya ucapan terimakasih yang kerap diterima, namun tak jarang dalam menjalankan aksi kemanusiaan, para relawan justru mendapat perlakuan yang tidak seharusnya mereka dapatkan dari oknum warga yang merasa tidak puas atas kerja para relawan di lapangan.

Mashuri atau akrab disapa Gabut, koordinator lapangan (korlap) Search And Rescue (SAR) Mahasiswa Pecinta Alam Samarinda mengungkapkan suka duka menjadi relawan tanggap darurat banjir di Samarinda.

"Kalau sukanya sudah pasti dapat membantu warga yang membutuhkan bantuan. Kalau dukanya sih sebenarnya agak lebih ironi daripada tahun kemarin.  Pertama terkendala Covid-19, yang kedua untuk drop logistik dan lain-lain kita terkendala dengan sikap oknum warga yang kurang bersahabat," ungkap Gabut yang juga merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Mulawarman kepada Diksi.co, Rabu (27/5/2020) sore.

Gabut berkenan menceritakan pengalaman beberapa hari turun membantu warga Samarinda yang terkena musibah banjir.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews