"Kami juga meminta agar pemerintah menindak tegas oknum yang melakukan praktik penimbunan minyak goreng di kota Samarinda," tegasnya.
Lebih jauh diungkapkannya, Kalimantan Timur sejatinya merupakan salah satu penghasil minyak sawit terbesar, di Indonesia. Tentu menjadi ironi mengapa Kaltim merasakan imbas dari adanya kenaikan dan kelangkaan minyak goreng tersebut.
"Sedangkan pembeli berharap pemerintah dapat mengembalikan harga minyak goreng seperti semula. Pembeli dan dan pedagang juga berharap pemerintah memastikan kebijakan yang absolut tentang kepastian harga di setiap pasar maupun swalayan," tandasnya.
Sementara itu, aksi unjukrasa para mahasiswa pun ditemui langsung Wali Kota Samarinda Andi Harun yang menerima aspirasi dan kajian survei GMNI.
Sebagaimana diketahui, saat ini Pemkot Samarinda sedang melakukan operasi pasar migor murah guna memastikan ketersediaan minyak goreng kepada masyarakat.
Selai itu juga bekerjasama dengan aparat TNI - Polri untuk mencegah adanya penimbunan minyak goreng serta memastikan harga minyak tidak tinggi kembali. (tim redaksi)